Gegara Partai Tinggalkan Anies Baswedan, 'Bye PKS' Jadi Trending di X
RIAU24.COM -Tiga partai yang sempat menyampaikan untuk mendukung Anies Rasyid Baswedan maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024, perlahan mulai menarik diri.
Mereka adalah PKS, PKB, dan Nasdem.
Ketiga elite partai itu sudah secara terus terang memberi sinyal tidak jadi mengusung Anies.
Padahal, pendaftaran Pilkada Serentak 2024 berlangsung pada 27-29 Agustus 2024.
Hal itu pun memicu kekecewaan mendalam bagi para pendukung Anies.
Mereka yang selama ini dikenal sebagai Anak Abah alias pendukung garis keras Anies, mulai menunjukkan rasa kekecewaan kepada PKS.
Uniknya, Anak Abah paling banyak marah dengan PKS atas keputusan meninggalkan Anies.
Hanya sedikit akun yang kecewa dengan PKB dan Nasdem.
Kedua pihak yang sebelumnya satu kubu ketika Pilpres 2024, kini harus war satu sama lain di lini masa X.
Pemilik akun X @Yurissa_******, misalnya yang memilih berada di barisan Anies. Dia pun mengucapkan sayonara kepada PKS.
"Maaf ya Kami Masih Cinta Abah Anies dan Kami Masih Tetap di Barisan Abah.... Good Bye PKS...I'am Sorry," ujarnya dikutip Republika.co.id di Jakarta, Ahad (11/8/2024).
Akun @RikeS**** juga menunjukkan sikap untuk tidak lagi memilih PKS. "Hak PKS meninggalkan ANIES, hak kita pula jika meninggalkan PKS," ucapnya.
Pemilik akun @MamanPi*** pun mengunggah video Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo. Dia menilai, langkah PKS itu tidak bisa diterima.
"Sorry to Say: MENJIJIKKAN. Presiden PKS Merengek Ingin Gabung Rezim Dinasti.. Jantung Presiden PKS Berdegup Kencang Saat Merengek Minta Bergabung Dengan Rezim Dinasti. Birahi Politik *Kekuasaan dan Fulus* Melacurkan Idealisme. Shame on you @PKSejahtera," ucapnya.
Adapun kader PKS bernama David Usman selaku pemilik akun @dapit*** mengunggah tangkapan layar berita PDIP yang menolak berkoalisi dengan PKS. Saat ini, Anies masih berpeluang gabung PDIP untuk maju Pilgub Jakarta 2024.
"Udah diginiin, masa harus memelas. Pilihan cuma ada 2, kalo gak kesana ya kesini. PKS geraknya cepet ga lamban ulur-ulur waktu spt Anies. Yaudah sih Anies juga tinggalin aja," katanya.
Akun @rizalwa***** pun meluruskan jika suara PKS naik berkat faktor Anies. Yang terjadi, PKS hanya mendapat kenaikan dua kursi DPRD DKI Jakarta dari 16 menjadi 18. Itu pun total suara Pileg 2024 di Jakarta berkurang.
"Gue sangat ingin orang seperti Pak Anies memimpin Indonesia. Tapi pendukungnya jangan jemawa dengan bilang suara PKS naik karena faktor pak Anies. Cek aja, pileg nasional suara PKS ga naik signifikan. Di Pileg DKI malah turun, PKS menang karena PDIP aja yang berkurang drastis," ujarnya.
Kader PKS lain pemilik akun @UusRsd juga heran dengan Anak Abah.
Dia menggugat, mengapa hanya PKS yang selalu disalahkan terkait Anies. Padahal, yang meraih keuntungan mengusung Anies pada Pileg 2024 adalah Nasdem dan PKS.
"PKS didemo. Banyak yg berharap ke PKS agar Anies tetap di usung PKS. Tapi melihat kelakuan buzzernya kok jadi ogah yaaa... sekarang azza kek gitu apalagi nanti. Anehnya cuma PKS, kan pas pilpres kemarin Anies ikon Nasdem, Imin ketum PKB," katanya
Sebelumnya, Juru Bicara DPP PKS Muhammad Kholid mengatakan, pasangan Anies Rasyid Baswedan-Mohamad Shohibul Iman (Aman) pad Pilgub Jakarta 2024, sudah berstatus kedaluwarsa.
Hal itu mengingat masa surat keputusan (SK) untuk mengusung pasangan Aman hanya berlaku dari 25 Juni hingga 4 Agustus 2024
"Jadi keputusan DPP PKS sebelumnya bahwa kita rencana pertama adalah mengusung bapak Anies-Sohibul Iman dan kerangka kerja kita itu berlangsung sejak deklarasi 25 Juni sampai 4 Agustus kemarin," ujar Kholid dalam konferensi persnya di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2024).
Menurut dia, sampai saat ini PKS belum menerima surat rekomendasi dari partai lain untuk mendukung Anies pada Pilgub Jakarta.
Hal itu membuat PKS tidak bisa maju sendiri karena kurang kursi.
"Karena sampai 4 Agustus kemarin, kursi yang harus dipenuhi 22 kursi belum terpenuhi. Bahwa kita DPP PKS memiliki ijtihad opsi-opsi lainnya," ujar Kholid.
Oleh karena itu, PKS kini memulai komunikasi dengan partai lain untuk pengusungan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada pilkada Jakarta.
Adapun salah satu kelompok yang mau diajak bicara, yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM).
(***)