Pria Pakistan yang Berencana Menyerang Pusat Yahudi di New York City Ditangkap dan Didakwa
RIAU24.COM - Seorang pria Pakistan berusia 20 tahun yang tinggal di Kanada ditangkap dan didakwa merencanakan serangan di Pusat Yahudi di New York City (NYC) untuk mendukung Negara Islam (ISIS), laporan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) pada hari Jumat (6 September).
Dalam sebuah pernyataan, DOJ mengatakan bahwa pria itu diidentifikasi sebagai Muhammad Shahzeb Khan.
Dia ditangkap di Kanada pada hari Rabu sehubungan dengan pengaduan yang diajukan di Distrik Selatan New York.
"Khan didakwa berusaha memberikan dukungan material dan sumber daya kepada organisasi teroris asing yang ditunjuk (FTO), Negara Islam Irak dan al-Sham (ISIS)," tambah pernyataan itu.
Khan merencanakan serangan pada 7 Oktober
Menurut Jaksa Agung Merrick B. Garland, Khan diduga merencanakan serangan teroris di NYC pada 7 Oktober, "dengan tujuan yang dinyatakan untuk membantai, atas nama ISIS, sebanyak mungkin orang Yahudi."
"Berkat pekerjaan investigasi FBI, dan tindakan cepat dari mitra penegak hukum Kanada kami, terdakwa ditahan," kata Garland.
"Departemen Kehakiman akan terus bekerja sama dengan mitra domestik dan internasional kami untuk secara agresif melawan ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS dan organisasi teroris lainnya dan pendukung mereka," tambahnya.
Khan bermaksud menggunakan senjata otomatis semi-otomatis
“Khan berusaha melakukan perjalanan dari Kanada ke New York City, di mana dia bermaksud menggunakan senjata otomatis dan semi-otomatis untuk melakukan penembakan massal untuk mendukung ISIS di sebuah pusat Yahudi di Brooklyn,” kata pernyataan DOJ.
Pria berusia 20 tahun itu mulai memposting di media sosial dan berkomunikasi dengan orang lain di aplikasi pesan terenkripsi tentang dukungannya untuk ISIS pada atau sekitar November 2023, ketika, antara lain, Khan mendistribusikan video dan literatur propaganda ISIS.
Dia juga membayar penyelundup manusia untuk membantunya mencapai dan menyeberangi perbatasan dari Kanada ke AS.
Selama satu komunikasi, Khan mencatat bahwa, "jika kami berhasil dengan rencana kami, ini akan menjadi Serangan terbesar di tanah AS sejak 9/11."
Khan didakwa dengan satu tuduhan mencoba memberikan dukungan material dan sumber daya kepada FTO yang ditunjuk.
Jika terbukti bersalah, dia menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara.
(***)