Banjir Parah Merenggut Nyawa Gajah yang Diselamatkan di Destinasi Populer Thailand, Chiang Mai
RIAU24.COM - Chiang Mai, tujuan wisata populer di Thailand, mengalami banjir terburuk dalam beberapa dekade selama akhir pekan, yang menyebabkan kerusakan dan evakuasi yang meluas.
Dua gajah yang diselamatkan tenggelam, dan banyak hotel harus memindahkan tamu mereka ke daerah yang lebih aman.
Banjir telah mempengaruhi 20 provinsi di seluruh Thailand dan lebih dari 8.600 rumah tangga berurusan dengan akibatnya, seperti yang dilaporkan oleh Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand.
Di Chiang Mai, banjir bandang menenggelamkan pasar malam, hotel, dan suaka gajah yang terkenal.
Taman Alam Gajah harus mengevakuasi lebih dari 100 gajah dan beberapa hewan lainnya, termasuk kerbau, babi, kuda, anjing, kucing, dan kelinci.
Tim penyelamat menggunakan perahu untuk memimpin gajah di sepanjang jalan bertanda tali menuju keselamatan.
Namun, banyak jalan yang tidak dapat dilalui, dan arus air yang kuat bersama dengan sinyal telepon yang buruk memperumit misi penyelamatan.
Sayangnya, dua gajah betina, Faa Sai dan Ploy Thong, tidak selamat.
Saengduean Chailert, direktur suaka gajah, menyatakan bahwa ini adalah banjir terburuk yang pernah dihadapi pusat itu.
"Air naik hingga tiga meter dan sangat kuat sehingga menghancurkan semua pohon besar. Mobil kami tersapu. Ruang medis dihancurkan," katanya kepada The Guardian.
Ploy Thong, seekor gajah buta yang telah diselamatkan dari kamp berkuda di Pattaya pada tahun 2018, dipisahkan dari kawanannya dan tersapu oleh air banjir.
Sebuah video muncul menunjukkan gajah lain menunggunya saat dia berjuang untuk mengikutinya.
Faa Sai, yang diselamatkan pada tahun 2007, memiliki riwayat perilaku agresif karena trauma dari metode pelatihan yang kasar.
Meskipun ada upaya untuk melindunginya, dia mendekati sungai dan juga terbawa arus yang kuat.
Thailand utara, serta negara-negara tetangga, telah berjuang melawan banjir parah dalam beberapa pekan terakhir, dengan Topan Yagi mengintensifkan hujan monsun yang sudah lebat.
Sungai Ping, yang mengalir melalui Chiang Mai, mencapai rekor 5,3 meter selama akhir pekan, level tertinggi dalam setengah abad, menurut Bangkok Post.
Banjir juga menenggelamkan pasar malam Chiang Mai yang terkenal, dan truk besar digunakan untuk mengevakuasi wisatawan dari daerah banjir.
Sementara air banjir mulai surut, banyak jalan utama tetap ditutup, dan beberapa rumah masih terputus.
Sedikitnya tiga orang telah kehilangan nyawa mereka akibat banjir di Chiang Mai, termasuk seorang pria berusia 44 tahun yang tersengat listrik dan seorang wanita berusia 33 tahun yang tewas dalam tanah longsor.
(***)