Tanoto Foundation Tingkatkan Keterampilan Pemuda untuk Potensi Ekonomi Hijau yang Berkelanjutan
RIAU24.COM - Seiring dengan semakin gencarnya upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), potensi ekonomi hijau dan peluang kerja yang berkelanjutan secara lingkungan menghadirkan prospek yang signifikan. Banyak anak muda yang bersemangat untuk berkontribusi bagi masa depan ini, tetapi antusiasme mereka sering kali tidak diimbangi dengan pemahaman dan keterampilan yang memadai terkait dengan SDGs.
Michael Susanto, Kepala Pengembangan Kepemimpinan & Beasiswa di Tanoto Foundation, menyoroti tantangan ini dalam Konferensi Tahunan SDGs 2024 (SAC 2024) di Jakarta. Acara yang bertema "Inovasi Menuju Indonesia Emas: Kaitan antara Pendidikan Berkualitas, Ketenagakerjaan, dan Industri Hijau" tersebut dibuka oleh Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin pada hari Senin, 7 Oktober.
Susanto menegaskan, SDG Academy Indonesia (SDG AI), sebuah platform pembelajaran yang dikembangkan melalui kerja sama antara Tanoto Foundation, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan United Nations Development Programme (UNDP), berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas generasi muda di bidang terkait SDG, khususnya di bidang pendidikan.
"Banyak lulusan mempertanyakan apakah apa yang telah mereka pelajari relevan dengan karier masa depan mereka. Meskipun pekerjaan ramah lingkungan sering dianggap sebagai pekerjaan yang tidak terlalu diminati, banyak profesi yang terkait dengan ekonomi hijau," kata Susanto.
Namun, terlepas dari potensi ini, banyak lulusan muda tidak memiliki keterampilan yang diperlukan. "Hanya 1 dari 8 orang yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mendukung ekonomi hijau. Di antara mereka yang sudah bekerja, 60 persen ingin beralih ke peran keberlanjutan tetapi merasa terhambat oleh keterampilan yang tidak memadai, sehingga membatasi pertumbuhan karier mereka," tambahnya.
Sebagai tanggapan, Tanoto Foundation, sebuah lembaga filantropi yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, bermitra dengan Bappenas dan UNDP untuk mendirikan SDG AI. Inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan pemimpin masa depan yang memiliki integritas kuat dan komitmen mendalam untuk mempercepat pencapaian SDG di Indonesia.
Program SDG AI menyasar semua pemangku kepentingan SDG, termasuk pemerintah, akademisi, sektor swasta, organisasi filantropi, masyarakat sipil, dan media. Selama SAC 2024, Susanto mendesak fokus pada Prioritas SDG 11: menciptakan kota dan komunitas yang berkelanjutan.
“Ada banyak tantangan di sektor ini yang dapat diatasi melalui pendekatan SDGs dan solusi ekonomi hijau,” kata Susanto, seraya menyebutkan isu-isu seperti hanya 56 persen penduduk yang memiliki akses terhadap transportasi umum dan 90 persen sampah rumah tangga masih belum dikelola dengan baik.
Susanto juga menjelaskan bahwa pendidikan berkelanjutan sedang dikembangkan di berbagai universitas untuk menanamkan prinsip-prinsip SDG pada lulusan, tidak hanya melalui bangunan hijau atau proyek energi terbarukan tetapi juga dengan menggabungkan perspektif SDG ke dalam kurikulum akademik dan pengalaman kerja lapangan.
Contohnya adalah kerja sama Tanoto Foundation dengan UNESCO, yang sejak 2023 telah memfasilitasi 400 mahasiswa untuk mempelajari tantangan masyarakat dan melakukan penelitian untuk merancang solusi.
SAC 2024 bertujuan untuk mempertemukan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pencapaian SDGs Indonesia dan menyebarluaskan capaian SDGs untuk memastikan pembangunan yang inklusif dan akuntabel. Acara ini menampilkan festival, konferensi, dan pameran, termasuk Festival SDGs: Fun Bike & Fun Run, SDGs untuk Perempuan dan Anak, serta seminar tentang implementasi pendanaan. ***