Krisis Asia Barat: Israel Konfirmasi Kematian Pewaris Nasrallah, Sayyed Hashem Safieddine
RIAU24.COM - Israel pada hari Selasa (22 Oktober) mengkonfirmasi pembunuhan Sayyed Hashem Safieddine, pewaris pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang terbunuh.
Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Safieddine tewas tiga minggu lalu dalam serangan di lingkungan selatan Beirut.
Namun, ini adalah konfirmasi pertama dari kematiannya, sebelumnya bangsa mengatakan bahwa penerus Nasrallah mungkin telah dihilangkan.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas bulan lalu dalam serangan Israel yang menargetkan kelompok militan Lebanon yang didukung Iran.
Dalam sebuah pernyataan, panglima militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan, "Kami telah mencapai Nasrallah, penggantinya dan sebagian besar kepemimpinan senior Hizbullah. Kami akan menjangkau siapa pun yang mengancam keamanan warga sipil Negara Israel".
Konfirmasi kematian pemimpin Hizbullah itu datang ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, saat berkunjung ke Timur Tengah, menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memanfaatkan pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar untuk mengamankan kebebasan sandera serangan 7 Oktober, dan mengakhiri perang di Gaza.
Siapakah Sayyed Hashem Safieddine?
Sayyid Hashem Safieddine adalah kerabat Nasrallah.
Dia ditunjuk ke Dewan Jihad Hizbullah, yang bertanggung jawab atas operasi militer kelompok itu, dan dewan eksekutif mengawasi urusan keuangan dan administrasi kelompok militan.
Dia telah menjalankan gerakan yang didukung Iran bersama wakil sekretaris jenderalnya Naim Qassem sejak pembunuhan Nasrallah oleh Israel pada 27 September.
Pada 2017, Departemen Luar Negeri AS menyatakannya sebagai teroris global yang ditunjuk secara khusus.
Selama setahun terakhir, di tengah meningkatnya permusuhan dengan Israel, Safieddine telah mengambil peran penting berbicara untuk kelompok militan Hizbullah.
Pada saat ini, dia terlihat berpidato di pemakaman dan acara lain yang telah lama dihindari Nasrallah karena alasan keamanan.
Setelah perang Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 dan memicu konflik paralel antara Hizbullah dan Israel Hashem Safieddine adalah pejabat Hizbullah pertama yang membahas situasi tersebut dalam sebuah pernyataan publik.
Berbicara dalam sebuah rapat umum di pinggiran selatan Beirut sehari setelah serangan itu, dia mengumumkan, “senjata dan roket kami Hizbullah bersama Anda (Hamas). Semua yang kami miliki ada bersamamu."
(***)