Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar Tinggalkan Instruksi Terakhir yang Ditulis Tangan dalam Dokumen Rahasia
RIAU24.COM - Pemimpin Hamas yang terbunuh Yahya Sinwar dilaporkan meninggalkan instruksi tulisan tangan tentang apa yang harus dilakukan dengan sandera Israel jika dia terbunuh, dokumen yang ditemukan pada hari Jumat menunjukkan.
Ini terjadi lebih dari seminggu setelah Sinwar terbunuh saat dia berlindung di sebuah gedung di Rafah.
Dokumen rahasia terdiri dari tiga halaman robek yang ditulis olehnya beberapa saat sebelum kematiannya.
Menurut gambar dokumen yang diperoleh dan diterbitkan oleh surat kabar Palestina Al-Quds, Sinwar menulis, "Jaga nyawa tahanan musuh dan amankan mereka, karena mereka adalah alat tawar-menawar di tangan kita."
Dia percaya bahwa menjaga sandera tetap hidup sangat penting untuk membebaskan tahanan Palestina dari penjara.
Dokumen itu lebih lanjut menyebutkan lokasi tawanan Hamas dan berbicara tentang memberi penghargaan kepada para militan yang menyelesaikan tugas mereka.
Judul surat kabar bertuliskan ‘Alarqam Trading for Printer Co’, sebuah perusahaan cetak yang terdaftar di Dubai.
Dokumen itu seperti lembar catatan terperinci dari semua sandera, yang menunjukkan nama, usia dan jenis kelamin mereka dan apakah mereka warga sipil atau anggota militer.
Sinwar tampaknya mencatat siapa yang masih hidup dan berapa banyak yang ditahan di daerah mana.
Laporan itu juga menyebutkan nama-nama 11 tawanan wanita yang dibebaskan dalam gencatan senjata November.
Menurut Telegraph, Hamas masih memiliki 101 sandera Israel, dengan setidaknya 60 diperkirakan masih hidup.
Sinwar terbunuh dalam operasi IDF
Sinwar meninggal secara tidak sengaja dalam serangan udara Israel di sebuah gedung pada 16 Oktober.
IDF sedang melakukan patroli rutin untuk mencari terowongan Hamas di Rafah ketika pasukan melihat tiga pria berlari dari satu rumah ke rumah lainnya.
Mereka mengirim drone ke salah satu bangunan yang mereka tabrak dan melihat seorang pria duduk sendirian di sofa.
Mereka tidak tahu siapa pria itu pada saat itu, karena Sinwar terlihat dengan lemah melemparkan sepotong kayu ke drone.
Pria itu kehilangan tangan kanannya dan wajahnya tertutup.
Serangan kedua menewaskan Sinwar dan dua teroris Hamas lainnya.
Identitas kepala Hamas dikonfirmasi setelah melakukan tes DNA.
(***)