PBB: Bentrokan di Sudan Selatan Membuat 50.000 Orang Mengungsi

RIAU24.COM - Sedikitnya 50.000 orang telah mengungsi di Sudan Selatan sejak Februari ketika pasukan yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan Wakil Presiden Pertama Riek Machar telah bentrok di barat laut, pernyataan sebuah badan PBB pada hari Selasa.
Ketegangan telah meningkat di Kabupaten Nasir, Negara Bagian Nil Atas, antara pasukan yang bersekutu dengan Kiir dan Machar, mengancam akan merusak perjanjian pembagian perdamaian yang rapuh.
"Kekerasan menempatkan komunitas yang sudah rentan pada risiko yang lebih besar dan memaksa penangguhan layanan penyelamatan jiwa," kata Anita Kiki Gbeho, seorang pejabat di Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Sudan Selatan dalam sebuah pernyataan.
“Pada hari Senin, serangan udara oleh pemerintah Sudan Selatan di Kabupaten Nasir menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak,” kata komisaris daerah James Gatluak kepada AFP.
OCHA mengatakan 10.000 pengungsi telah menyeberang ke Ethiopia.
Ia menambahkan bahwa 23 pekerja kemanusiaan juga terpaksa meninggalkan wilayah itu dan unit perawatan kolera di Nasir ditutup.
"Saya mendesak semua aktor untuk mengizinkan kemanusiaan untuk menjangkau mereka yang membutuhkan dengan aman, terutama perempuan, anak-anak dan orang tua," kata Gbeho dalam pernyataannya.
Pekan lalu, Doctors Without Borders (MSF) melaporkan 1.300 kasus kolera di Kabupaten Akobo Sudan Selatan, yang terletak di wilayah Upper Nile.
Pertempuran itu mengancam kesepakatan damai 2018 antara Kiir dan Machar, yang berperang dalam perang saudara lima tahun yang menewaskan sekitar 400.000 orang.
Sekutu Kiir menuduh pasukan Machar mengobarkan kerusuhan di Nasir County bersekutu dengan Tentara Putih, sekelompok pemuda bersenjata dari komunitas etnis Nuer wakil presiden.
Ketegangan melonjak awal bulan ini ketika diperkirakan 6.000 pejuang Tentara Putih menyerbu perkemahan militer di Nasir.
Upaya penyelamatan oleh PBB menyebabkan kematian seorang pilot helikopter PBB dan jenderal senior Sudan Selatan, antara lain.
(***)