Menu

Mengubur Mimpi Punya Tanah di Bali – Warga Terjepit di tengah Perkembangan Wisata dan Kebutuhan Hidup

Devi 22 Mar 2025, 11:31
Mengubur Mimpi Punya Tanah di Bali – Warga Terjepit  di tengah Perkembangan Wisata dan Kebutuhan Hidup
Mengubur Mimpi Punya Tanah di Bali – Warga Terjepit di tengah Perkembangan Wisata dan Kebutuhan Hidup

Dengan pendapatan bulanan mencapai Rp17 juta dan tabungan, Gede beranggapan “hanya keajaiban” yang membuat dia bisa punya rumah di lokasi itu.

“Kalaupun misalnya saya berhasil kumpulkan DP [uang muka], per bulannya kayaknya enggak cukup [untuk cicilan]. Karena di Denpasar sendiri rata-rata harganya sudah tembus Rp1 miliar untuk rumah 100 meter persegi,” kata Gede.  Ini jauh dari uang yang telah dianggarkannya untuk tanah dan rumah.

Gede menyiapkan Rp100 juta-Rp200 juta per seratus meter persegi untuk tanah. Sedangkan untuk rumah, dia mengincar harga Rp500 juta-Rp700 juta, yang bisa dicicil menggunakan sistem kredit pemilikan rumah (KPR).

Sepuluh tahun lalu, Gede mengaku pernah mengincar tanah di kawasan Tangtu, sekitar 20 menit dari Pantai Sanur. Dia bercerita, harga tanah di sana kini juga sudah tidak masuk jangkauannya karena telah menembus harga Rp1 miliar. Padahal, kata dia, dulu harganya masih Rp80 juta-100 juta.

“Waktu itu masih sawah.. Nah, ternyata lokasi ini juga diminati oleh turis asing. Sudah banyak vila yang disewakan,” ujarnya.

Vila-vila di kawasan itu, sebut Gede, banyak yang tidak memiliki unsur budaya Bali, seperti pura. Karena itulah dia menduga target pasar atau pemilik bangunan tersebut bukan warga lokal.

Halaman: 234Lihat Semua