KPI Tegur Lagi Stasiun TV Ini, Karena Berita Tidak Berimbang dan Netral
RIAU24.COM - Selasa 22 Januari 2019, PT Media Televisi Indonesia yang menggunakan nama udara METRO TV kembali ditegur Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Stasiun TV tersebut diminta untuk menjaga independensi dan keberimbangan pada program siaran.
Teguran serupa juga pernah diterima Metro TV pada tahun 2014 lalu. Dilansir dari situs KPI.go.id, Metro TV dinilai jauh dari prinsip netralitas dan independensi.
Sebab itu Wakil Ketua KPI Pusat, S Rahmat Arifin meminta perbaikan mendasar dalam redaksi METRO TV menjalankan tugas jurnalistik dengan benar. Hal tersebut disampaikan Rahmat dalam acara Evaluasi Tahunan yang dilakukan KPI kepada METRO TV, di kantor KPI Pusat, (17 Januari 2019).
Pada evaluasi ini, KPI menggunakan parameter kepatuhan atas Undang-Undang, Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, dan Komitmen Televisi yang dibuat menjelang perpanjangaan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) 2016 lalu. Turunan dari parameter tersebut adalah penilai atas penegakan internal P3SPS, konsistensi format siaran, prinsip independensi netralitas dan keberimbangan, pemenuhan presentase waktu siaran iklan Layanan Masyarakat (ILM), sanksi KPI, apresiasi KPI dan pelaksanaan konten lokal sebagaimana yang diatur dalam konsep sistem siaran berjaringan (SSJ).
Komisioner KPI Pusat Koordinator Bidang Pengelolaan Struktur dan Sistem Penyiaran (PS2P) Agung Suprio menilai METRO TV telah memenuhi alokasi konten lokal 10 persen dari total waktu siaran setiap hari. Termasuk juga menempatkan konten lokal tersebut pada waktu produktif. Namun demikian, pada METRO TV yang memiliki 29 anak jaringan ini, KPI menemukan banyaknya re-run atau penayangan ulang konten lokal. Bahkan, ujar Agung, program yang re-run ini paling banyak ditemukan di METRO TV dari pada stasiun TV lainnya.
Catatan lain disampaikan oleh Mayong Suryo Laksono, Komisioner KPI Pusat Bidang Pengawasan Isi Siaran. Mayong menyinggung pula temuan dari KPI Pusat tentang arah pemberitaan METRO TV yang tidak seimbang, dan kurang memberi ruang pada kelompok oposisi. “Untuk hal ini, akan ada waktunya nanti, KPI mengundang METRO TV untuk mendiskusikan lebih jauh,” kata Mayong. Mayong memberikan contoh ketidakberimbangan itu adalah munculnya pidato Ketua Umum Partai Nasdem dalam pemberitaan.