LAMR Kepulauan Meranti Ajak Masyarakat Cegah Karhutla
“Seperti kata petuah; tanda orang berpikiran panjang, merusak alam ia berpantang. Orang berakal senonoh, menjaga alam ia nya kokoh. Tanda orang berbudi pekerti, merusak alam ia jauhi,” katanya berpetuah.
Ia juga meminta seluruh perusahaan yang bergerak dibidang pertanian dan perkebunan hendaklah menjadi teraju dan menjadi suri tauladan yang baik dalam menjaga lingkungan. “Mengawasi aktivitas lingkungan tempat bekerja sehingga hal yang merusak lingkungan hutan dan lahan yang akan merugikan masyarakat dapat dihindari,” tambahnya.
Dalam mencegah Karhutla Kepolisian, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup dan instansi terkait lainnya juga diminta tegas terhadap semua pelanggaran sehingga tidak ada yang dirugikan. “Dengan tetap memperhatikan kearifan lokal dalam proses pencegahan Karhutla demi menjaga kelestarian lingkungan dan marwah negeri yang beradap,” kata Datuk Seri Muzamil.
Dikatakannya, ungkapan adat melayu mengamanahkan, apabila alam porak poranda, disitulah datang silang sengketa. Aib datang malu menimpe (menimpa), anak cucu hidup merana. Apalabila lingkungan tak diperhatikan, disitulah diundangkan dipertikaikan.
“Di situlah hukum dan kanon dipermainkan. Sesiape (siapa saja) merusak alam sekitar, tegakkan hukum adil dan benar. Hidup tidak mendapat malu, menghukum tidak memilih bulu,” pintanya.
Kepala BPBD Kepulauan Meranti sangat berterimakasih atas dukungan LAMR. Karena saat ini dengan kondisi cuaca dan kontur tanah di Meranti, sangat rawan terjadi Karhutla. Ia juga akan intens melakukan himbauan dan sosialisasi agar masyarakat bisa bersama-sama mencegah Karhutla.