Kisah Mantan Teroris yang Bertobat, Jadi Juru Perdamaian Hingga Membangun Pesantren
Kisah Iqbal hampir sama dengan Khairul. Dia juga teroris namun akhirnya ditangkap. Setelah ditangkap, dia baru menyadari bahwa tindakannya telah merugikan banyak pihak dan sangat bertentangan dengan Islam. Bedanya dengan Khairul, Iqbal tertangkap dua kali.
Awalnya, dia tertangkap pada 2006 lantaran ketahuan menyimpan bahan peledak, amunisi, dan senjata api yang dipersiapkan sebagai perlengkapan aksi-aksi terorisme. Dia pernah bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Dari komplotan ini, dia mendapat pelajaran teknik merakit senjata.
Selepas dari penjara, dia kembali tertangkap untuk kedua kalinya pada 2013 lantaran kasus yang sama. Total, dia merinkuk di penjara sekitar 10 tahun. Selama berada di penjara, dia mendapat banyak kesempatan untuk merenungi apa yang telah dilakukannya.
Sebenarnya, dia sudah mengakui bahwa aksi-aksinya itu tak dapat dibenarkan pada tahun 2011. Ketika itu, dia telah bebas dari penjara. Kesadarannya bermula saat berjumpa dengan korban Bom Bali I.
“Interaksi dengan korban membuat saya menyadari kesalahan utama bahwa yang jadi musuh utama bukan masyarakat sipil,” tutur Iqbal sebagaimana dirilis oleh Kompas.com (9 Juni 2017). Dia menyampaikan kisahnya pada acara “Rosi” bertajuk #MelawanISIS di KompasTV, Kamis (8/6/2017) malam.
Namun, bagi dia tak mudah untuk keluar dari jaringan teroris. Tak seperti keluar dari perusahaan. Dia tak bisa tinggal resign begitu saja. Dia harus berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyalamatkan diri dari komplotannya itu.