Mantan Pengacara Akui Diminta Donald Trump Berbohong
RIAU24.COM - Mantan pengacara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Michael Cohen, mengaku diminta berbohong oleh Trump terkait kesepakatan properti di Moskow, saat kampanye pemilihan presiden 2016 lalu.
Pernyataan mengejutkan itu, dilontarkannya saat memberi kesaksian di hadapan anggota Kongres AS. Cohen mengaku, Trump secara diam-diam mengarahkan rencana pembangunan gedung, walau dia membantah sedang melakukan bisnis di Rusia.
Selain itu, Cohen juga mengklaim Trump mengetahui soal bocoran surat-surat elektronik petingi Partai Demokrat yang diretas. Cohen menyebut Trump sebagai seorang yang rasis, penipu, dan curang.
"Pada saat bersaman, saya secara aktif bernegosiasi di Rusia untuknya. Dia hanya menatap mata saya dan berkata, tidak ada bisnis di Rusia, kemudian dia berbohong ke rakyat AS dengan mengatakan itu. Melalui caranya, dia menyuruh saya berbohong. Dia ingin saya berbohong," ujar Cohen dilansir BBC, Kamis 28 Februawi 2019.
Pada Rabu (27/2/2019), Cohen meminta maaf atas kesaksian bohong yang sebelumnya disampaikan kepada Kongres AS. Dia mengklaim keterangannya saat itu telah ditinjau dan diedit oleh para pengacara Trump.
Penasihat Presiden Trump, Jay Sekulow merilis pernyataan setelah Cohen memberikan kesasksian. Menurutnya, kesaksian Cohen kepada Kongres adalah salah.