Harus Benar-benar Waspada, di Provinsi Ini Tsunami Bisa Datang Kurang dari 5 Menit
RIAU24.COM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengingatkan masyarakat Provinsi Maluku, mampu melakukan evakuasi mandiri saat bencana gempa dan tsunami.
Pasalnya, perkiraan waktu tiba tsunami di pantai yang berada di Maluku, sangat cepat. Waktunya bahkan kurang dari lima menit setelah terjadi gempa.
Dikatakan, hal itu setelah pihaknya melakukan sejumlah skenario pemodelan terkait tsunami di Maluku.
"Golden time yang dimiliki untuk evakuasi sangat sempit, bahkan ada wilayah yang diperkirakan kurang dari dua menit tsunami telah datang," terangnya, saat membuka Sekolah Lapang Geofisika di Kabupaten Maluku Tengah, Senin 25 Maret 2019 kemarin.
Sehingga, tambahnya, upaya satu-satunya yang dapat dilakukan masyarakat Maluku adalah, melakukan evakuasi secara mandiri.
Dwikorita meminta masyarakat untuk tidak menunggu peringatan dini dari BMKG maupun pemerintah daerah setempat lantaran hanya akan mengurangi golden time yang sudah sedemikian sempit.
Waktu dikeluarkannya peringatan dini sekitar 5 menit, sementara golden time yang dimiliki kurang dari 5 menit.
"Jadi apabila saat di pantai atau dekat laut masyarakat merasakan gempa kuat, segera saja lari menuju tempat-tempat yang tinggi. Bisa ke perbukitan maupun gedung-gedung tinggi yang kokoh," tambahnya lagi, dilansir tempo.
Sedangkan terkait penyebab tsunami di Maluku, tidak hanya dipicu gempa bumi tektonik semata, namun juga erupsi gunung api dan longsoran bawah laut.
Menurutnya, Provinsi Maluku juga memiliki sejarah cukup panjang dalam hal tsunami. Di wilayah Ambon saja sedikitnya telah terjadi lebih dari 50 kali tsunami dalam berbagai intensitas dan penyebab.
"Salah satu tsunami besar yang tercatat yakni yang terjadi pada tahun 1674 yang menewaskan 2.322 orang di Ambon dan Seram. Tinggi gelombang tsunami yang menerjang saat itu diperkirakan mencapai 80 meter," tambahnya lagi.
Untuk melakukan evakuasi mandiri, Dwikorita menambahkan, masyarakat harus terus berlatih dan memahami jalur-jalur evakuasi yang bisa dilalui saat terjadi tsunami. "Dengan demikian diharapkan jumlah korban akibat tsunami yang mengancam dapat lebih diminimalisir," tutupnya. ***