Menu

Terinspirasi Keindahan Taman Sumbar, Sangled Oktober Bangun Taman Guntor Flower

Replizar 27 Mar 2019, 21:43
Taman Guntor Flower Kecamatan Gunung Toar Kuansing/zar
Taman Guntor Flower Kecamatan Gunung Toar Kuansing/zar

RIAU24.COM -   TELUK KUANTAN - Siapa sangka, lahan seluas setengah hektare, yang berada di Dusun 3 Bukit Petai Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Yang dulunya semak belukar, kini disulap menjadi Taman "Wisata" Bunga, yang diberi nama Sangled Oktober Guntor FLower.

Kini sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat Kuantan Singingi, bahkan juga dari Kabupaten Tetangga dan luar Provinsi Riau.

Siapakah yang telah mengubah ini semuanya, dialah Design Sangled Oktober dan adiknya Alrizal. Bahkan dirinya bertekad akan menjadikan taman bunga Guntor Flower menjadi lebih baik lagi. Semoga menjadi objek wisata terbaru dan terfavorit ke depannya di Kuansing khususnya, dan Riau pada umumya.

Dari manakah Sangled Oktober dan adiknya Alrizal memperoleh inspirasi. Menurutnya, Dulu waktu masih kecil, sering jalan jalan ke Sumbar, dan melihat rumah adat yang indah penuh ukiran, penuh dengan bunga membuat terpesona.

Terinspirasi sepulang dari Sumbar itulah, akhirnya terpikirkan untuk membuat, "Rumah Adat Melayu Riau", yang berukir dan dihiasi dengan taman penuh bunga."Kalau orang Sumbar bisa, kok kita tidak pernah pikir harus membuatnya demikian," paparnya..

Akhirnya, apa yang dilihat di Sumbar, ingin pula membangunnya sendiri. Pertama kali yang dibuat adalah Taman dan tanam bunganya terlebih dahulu, Setelah bunga cantik dan tumbuh besar, berusia sekitar dua tahun kami pindahkan.

"Kami bukan hanya sekedar pindah, akan tetapi kami desain bersama adik saya Alrizal, dengan biaya seadanya. Bahkan kami kerjakan siang malam, dan tidak sampai sebulan akhirnya siap kami kerjakan," Ujarnya yang saat ini sebagai pemilik dan pengelola Taman Guntor Flower (Gunung Toar Flower).

Ditanya, berapa investasi yang telah dihabiskan untuk membuatnya, Sangled Oktober menyebutkan untuk Pembuatan semua yang mancakup di taman, lebih kurang Rp50 Juta, dan untuk bangunan Rumah Adat Melayu lebih kurang Rp6 juta.

"Pada awalnya, orang orang pada heran dan banyak pula yang penasaran. Akhirnya mereka mulai berdatangan untuk berfoto, Selfi, yang mereka unggah melalui iFacebook.Melalui Facebook itulah, akhirnya  pengunjung semakin banyak yang datang, baik dari Teluk Kuantan,  Pekanbaru, Tembilahan, Kampar, bahkan juga ada yang datang dari Sumbar," ujarnya.

Sebenarnya dirinya tidak berani mempromosikan, karena ini belum seberapa, masih biasa biasa saja. Terkecuali kalau ada yang bertanya di FB, barulah disebutkan alamatnya.

Bahkan sampai sekarang, orang masih banyak yang berkunjung.Beberapa waktu lalu dilakukan Fun Bike JAGUNG (Jelajah Alam Gunung Toar), dihadiri Bupati H. Mursini, Sekda H. Dianto Mampanini, Kepala Badan, Kepala Dinas, Kabag, Camat.

Sewaktu Bupati dan rombongan berkunjung, menyarankan agar ada Spot untuk tempat Selfi, Gazebo untuk tempat ngopi sambil berbincang bincang, dan menikmati suasana taman bunga yang indah.

 
"Memang kami akui, sekarang ini kami hanya baru mampu membuat satu rumah adat bergaya Melayu Riau, di dalamnya terdapat satu buah kamar tidur, tempat shalat dan makan makan, Sementara di bawahnya, ada kursi tempat santai dan duduk duduk," sebut pria kelahiran 12 April 1987 ini.

Bahkan kalau ada orang yang datang berkunjung, dirinya tidak pernah pungut biaya sepersen pun. Sebab, melihat mereka senang, hati kami juga sudah senang. Disekitar ini juga ada tiga bangunan rumah kaca yang atapnya terbuat dari plastik sebagai tempat bunga.

"Insya Allah kalau masih diberi Rezeki sama Allah, saya mau buat yang lebih besar, dan lengkap dengan mushala, WC, Gasebo, Kolam Renang Anak, Wahana Anak Anak. Karena itu banyak dikeluhkan Ibu Ibu sewaktu berkunjung ke sini," tukas pria kelahiran Desa Kampung Baru Gunung Toar ini.(***)


R24/phi/zar