Gratis, Masyarakat Yang Butuh Alakon Bisa Minta di Puskesmas
RIAU24.COM - SELATPANJANG – Dalam menyukseskan program Keluarga Berencana (KB) di wilayah Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memaksimalkan program pencegahan.
Dimana akan mendorong masyarakat menggunakan Alat, Obat dan Kontrasepsi (Alakon). Baik kepada istri, maupun kepada suami. Sehingga masyarakat bisa mengatur jarak anak, maupun jumlahnya.
Kepala Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DSP3AP2KB), Drs Asroruddin MSi mengatakan pemberian seluruh Alakon tersebut gratis. Dimana pengambilannya bisa dilakukan di seluruh Puskesmas.
“Jadi, bagi masyarakat yang membutuhkannya bisa datang dan minta di Puskesmas. Seluruhnya gratis,” ucapnya, Kamis (4/4/2019).
Menurutnya, Program KB ini tujuannya bagaimana merencanakan kehidupan keluarga di Meranti bisa lebih sejahtera. Karena memiliki anak harus sejalan dengan kondisi ekonomi keluarga.
“Melalui program KB, bagaimana kita mengatur jarak anak. Kemudian membatasi jumlahnya. Sehingga kebutuhan gizi anak bisa cukup, si ibu juga bisa sehat dan keluarga sejahtera,” terangnya.
Selain melakukan pencegahan dengan Alakon, untuk memaksimalkan program KB, juga dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok ibu-ibu. Termasuk menghidupkan kembali Posyandu.
“Makanya dalam memaksimalkan program ini kita bersinergi dengan Diskes,” tambahnya.
Sementara itu, Pengelola Gudang Alakon, Susanti merincikan sejumlah produk Alakon tersebut diantaranya, IUD Copper T, Susuk KB, Kondom, Lidocain, Povidone/Iodine, Dermafix, Spuit, Handscoon, dan lainnya. Semuanya merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat. Dimana penyalurannya dilakukan melalui Pemerintah Provinsi Riau.
“Kita hanya menerima produk tersebut secara bertahap. Sesuai dengan kebutuhan kita. Setelah itu kita salurkan ke seluruh Puskesmas melalui Dinas Kesehatan,” katanya.
Menurutnya jenis yang paling banyak digunakan yakni IUD Copper T. Sedangkan yang paling sedikit dimanfaatkan masyarakat yakni Kondom.
“Kalau habis, kita bisa langsung meminta tambahan. Produk yang digunakan atau sudah diberikan kepada masyarakat akan dicatat secara rinci dan dilaporkan juga secara berkala,” tambahnya.(***)
R24/phi/mad