TGB Komentari 225 Orang KPPS Meninggal, Warganet Singgung Hal ini
RIAU24.COM - Selama Pemilu 2019, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal sudah mencapai 225 orang. Sedangkan yang sakit mencapai 1.470 orang.
Hal itupun ditanggapi oleh Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi atau dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB).
Di akun Instagramnya, dia menyampaikan rasa duka dan mendoakan kepada mereka yang telah gugur pada saat bertugas.
Berikut ini tulisan singkat yang dikatakan oleh TGB melalui akun Instagramnya @tuangurubajang, Jumat, 26 April 2019.
zxc1
"Innalillahi wa inna ilayhi rajiun
Turut berduka cita sedalamnya atas wafatnya para pejuang kebaikan. Semoga ALLOH merahmati. Mari kita shalat gaib bakda Jumat di masjid kita masing-masing.
Penghargaan yang tulus kepada seluruh penyelenggara Pemilu yang telah berikhtiar maksimal dengan seluruh catatan dan ketidaksempurnaannya. Teruslah tunaikan amanah dengan dedikasi dan kejujuran.
Ramadhan sudah menjelang. Hentikan saling hujat, kawal KPU dengan bermartabat," kata TGB.
Warganet memberikan komentar dari postingan TGB tersebut. Bahkan ada yang menanggapi jika Pemilu tahun ini adalah pemilu terburuk.
"Pemilu Terburuk, Tercurang, TerZholim sepanjang sejarah...," komentar yogi_liverpool.
"Dan yg ironis nya mereka para almarhum/ah yg gugur dlm mlksanakan pemilu di dzolimi oleh para kampreters yg busuk haus akan kekuasaan yg mnuduh bhwa PARA DELEGASI PEMILU CURANG. semoga keluarga yg d tinggalkan d berikan ksabaran ktabahan serta tambah iman dan taqwa," ujar tomoerisu.
"Saya merasakan sendiri betapa lelahnya diri ini begadang" dengan desakan" kau elit politik yg menyerukan suruh cepat kecurangan dll, hargai kinerja kami disini kami bekerja begadang untuk siapa hanya untuk negri ini,, permintaan yg terbesar dari lubuk hati ini hargai kami jangan membuat kami tambah pusing dengan status" di sosmed d|| kalian hanya melihat hasil akhirnya saja,,besabarlah semua butuh proses,.. #Savepahlawanpemilu," kata mimin_nasibah.
"Mereka para petugas telah berjuang mengejartenggat, tapi ada yang nir nurani minta cepet dan teriak KPU lamban. Pilpres dan pileg serentak ini sungguh melelahkan, dan dijalankan karena keputusan bersama setelah diketok MK (atas usulan Effendi Ghazali). Semua andil termasuk DPR dan KPU yg independen hanya menjalankan aturan, bukan KPU yang memutuskan pilpres dan pileg serentak ini. Tapi justru KPU yg di salah adalah kan bahkan difltnah. Astaghflrullah Semoga kita semua termasuk ke dalam kaum yang mampu berpikir," tutur susiiwaty.