Begini Proses Terciptanya Gol Sepak Pojok yang Jadi Malapetaka Bagi Barcelona
RIAU24.COM - Liverpool telah membuktikan diri layak lolos ke babak final Liga Champions. Dalam laga leg kedua di Stadion Anfield, Rabu 8 Mei 2019 dini hari tadi, anak asuh Jurgen Klopp sukses melumat tim tamu Barcelona, dengan skor meyakinkan, 4-0.
Hasil ini membuat The Reds berhak melaju ke babak final, setelah unggul dengan agregat 4-3 atas Barca.
Sepanjang laga dini hari tadi, ada satu momen yang mungkin tidak terlupakan. Ya, itulah sepak pojok dengan gaya tipuan, yang dibuat bek Liverpool, Trent Alexander-Arnold. Assistnya itu kemudian dikonversi Divock Origi menjadi gol keempat bagi Liverpool, yang membuat Barcelona makin merana.
Terkait sepak pojoknya itu, Trent Alexader-Arnold mengatakan, assistnya kepada Divock Origi dilakukannya semata-mata berdasar insting.
"Ini hanya sebuah insting saat Anda melihat peluang. Gini adalah pemain top, dia mencetak dua gol. Semua orang pasti akan mengingat momen ini," tutur Alexander-Arnold seperti dikutip dari BBC.
Dalam rekaman laga, gol keempat Liverpool tersebut berawal dari sebuah sepak pojok cepat di sisi kanan yang dilakukan Alexader-Arnold. Sebelum menyepak bola, bek kanan Liverpool ini melakukan gerak tipu. Ia seolah-olah akan mempersilakan Xherdan Shaqiri untuk mengambil tendangan penjuru.
Namun ketika para pemain Barcelona belum siap melakukan penjagaan, ia langsung mengirim umpan mendatar ke kotak penalti. Divock Origi yang berdiri dengan tidak ada satu pun pemain Barca yang mengawalnya, dengan mudah menaklukkan kiper Barca Marc-Andre Ter Stegen. Skor kemudian berubah menjadi 4-0 untuk tuan rumah.
Dilansir detik, pada laga dini hari tadi, Liverpool unggul 1-0 pada babak pertama lewat gol Origi.
Pada babak kedua, Liverpoll makin menggila. Hasilnya, pundi-pundi gol The Reds bertambah pada menit 54 dan 56. Kedua gol itu dicetak Brace Giorginio Wijnaldum.
Origi kemudian menjadi penentu kelolosan Si Merah, lewat gol keduanya pada menit 79. Seperti diketahui, gol ini tercipta dari sepak pojok, yang benar-benar membuat Barcelona jadi merana. ***