Menu

Dari Trauma, Musibah Karhutla Membuatnya Jadi Waspada

Siswandi 17 May 2019, 22:33
Bu Nunuk menerangkan kondisi di daerah tempat tinggalnya, saat menerima kunjungan patroli rutin petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru. Foto: ist
Bu Nunuk menerangkan kondisi di daerah tempat tinggalnya, saat menerima kunjungan patroli rutin petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru. Foto: ist

Bagi kelompok MPA ini, pihak Manggala Agni memberikan bantuan yang bertujuan untuk memudahkan kinerja mereka di lapangan. Bantuan itu bisa berupa pemberian mesin air, sepeda motor untuk patroli dan lainnya.

Tidak hanya itu, sosialisasi juga dilakukan hingga ke sekolah. Dalam hal ini, petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru memberikan penjelasan kepada para siswa, tentang bahaya dan kerugian apa saja yang muncul akibat Karhutla. "Bila siswa sudah paham, kita bisa berharap mereka juga ikut berpartisipasi dalam mencegah terjadinya Karhutla. Ini pekerjaan yang berat, karena itu butuh partisipasi semua pihak untuk ikut mendukung. Kalau hanya mengandalkan Manggala Agni semata, tentu tidak mungkin," ujarnya lagi.

Sejauh ini, tambahnya, keberadaan MPA yang telah dibentuk pihaknya, telah mulai menunjukkan hasil. Setidaknya, untuk beberapa kawasan, telah ada sejumlah MPA yang bertindak aktif memantau kondisi di lingkungan masing-masing. "Bahkan bila terjadi kebakaran lahan dalam skala kecil, mereka langsung bertindak sambil berkoordinasi dengan kita. Ini yang penting, karena kesadaran tentang bahaya Karhutla sudah mulai tertanam di tengah masyarakat," tambahnya.

Hal senada juga diakui Subandi, Kepala MPA Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Sejak setahun belakangan, MPA di desanya itu telah rutin memantau kondisi lingkungan di daerahnya. "Tugas kita di lapangan terasa jauh lebih mudah, karena didukung Mandala Agni. Apalagi Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa juga aktif mendukung," terangnya.

Untuk Desa Karya Indah, menurutnya ada beberapa titik yang sejauh ini masih rawan Karhutla. Luasnya sekitar 500-an hektar, lokasinya berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Kampar dengan Kota Pekanbaru, atau masih dalam kawasan tempat menetap Bu Nunuk dan keluarga.

"Sampai sekarang terkadang masih terjadi (karhutla). Tapi biasanya kita sudah siap. Peralatan kita juga dipasok Mandala Agni," terangnya lagi. ***

Halaman: 56Lihat Semua