Tradisi Barak'an Saat Idul Fitri di Desa Simpang Ayam Bengkalis Riau dengan Khas Ketupat Yang Masih Terpelihara Hingga Kini
RIAU24.COM - BENGKALIS - Menjalin tali silaturahim dan saling memaafkan sudah menjadi tradisi turun temurun sejak dulu. Di Bengkalis ada tradisi Barak'an yang hingga kini masih terpelihara dengan baik. Sehingga tradisi ini terus dilaksanakan oleh setiap generasi penerus.
Seperti yang dilaksanakan ratusan warga desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis, barak'an ini dilakukan oleh kaum laki-laki maupun perempuan serta anak anak. Gelar barak'an (rombongan red,) dengan istilah menaiki satu rumah ke satu rumah ini secara tidak bersamaan.
Misalnya saat akan menaiki di satu rumah itu diawali oleh kaum laki-laki (bapak-bapak red,), kemudian dilanjutkan oleh anak anak dan yang terakhir baru kaum perempuan.
Saat menaiki di setiap rumah, sebelum dilanjutkan makan bersama yang telah dihidangkan tuan rumah dari beragam makanan dengan khas ketupat dan lauk pauk, terlebih dahulu mereka menggelar doa. Selesai membaca doa dan sambil menikmati hidangan, satu orang perwakilan dari warga menemui tuan rumah untuk menyampaikan permintaan maaf dan sebaliknya, lalu diumumkan menggunakan Toa.
Barak'an ini merupakan bentuk salah satu cara untuk memeriahkan lebaran Idul Fitri di setiap desa di kabupaten Bengkalis, khususnya di Pulau Bengkalis Riau.
Mbah Asrul, yang merupakan orang tua di desa Simpang Ayam mengatakan bahwa, tradisi barak'an ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun yang silam.
"Kita melaksanakan barak'an ini dimulai setelah Shalat Ied semalam. Dan hari ini dihari kedua, biasanya Desa Simpang Ayam melaksanakan barak'an selama 4 hari, ini khusus untuk di dusun I simpang ayam. Dan setelah selesai semuanya, baru nantinya dilanjutkan silaturahmi ke Dusun II dan III desa simpang ayam,"ungkapnya, Kamis 6 Juni 2019.
Dia kembali menyampaikan, rombongan barak'an ini adalah bentuk tatap muka untuk mempererat tali silaturahim antara sesama warga desa Simpang Ayam. Apalagi menaiki setiap rumah memang sudah diharapkan setiap tuan rumah, karena hari raya Idul Fitri ini dilaksanakan setahun sekali.
"Semoga harapan saya tradisi barak'an ini terus dilakukan oleh generasi penerus. Inilah bentuk terjalinnya hubungan untuk mempererat tali persaudaraan di desa ini," pungkasnya.***
R24/phi/hari