Bupati Minta Guru MDTA Tingkatkan Kualitas Pendidikan Anak-anak
RIAU24.COM - TELUK KUANTAN - Bupati Kuantan Singingi, Drs. H. Mursini, M.Si mengimbau kepada seluruh kepala sekolah, guru dan pengelola MDTA, supaya dapat meningkatkan kualitas pendidikan anak anak yang belajar di MDTA tersebut.
MDTA didirikan pada tahun 2005 silam, yang dilatarbelakangi karena terbatasnya jam pelajaran agama di sekolah umum (SD),sehingga banyak anak anak yang usia sekolah tidak mau lagi mengaji baik di surau maupun masjid.
"Saat itu, kami melihat banyak anak anak kita yang tidak pandai mengaji, baik di Surau maupun masjid, sehingga dibuatlah Program MDTA pada Tahun 2005 silam," ungkap Bupati Kuansing Drs. H. Mursini, M.Si pada Penyerahan 263 Surat Izin Operasional (SIO) MDTA bertempat di Aula Kemenag Kuansing, Rabu (17/7).
Menurut Mursini, Program Pendidikan MDTA adalah supaya anak anak usia sekolah bisa membaca Alquran, memiliki Aqidah dan Akhlak mulia. Jadi ada tiga pokok yang harus dilakukan para guru dan pengelola MDTA di Kuansing, yaitu Anak anak diajarkan membaca Alquran (bisa membaca Alquran), Memiliki Aqidah yang baik, dan Ber Akhlak mulia.
" Jadi bagi anak anak yang telah tamat Sekolah Dasar (SD), yang hendak melanjutkan pendidikan ke sekolah SMP/MTs, harus bisa membaca Alquran dan jika tidak bisa maka jangan diluluskan. Begitu juga jika tidak punya ijazah MDTA, jangan diterima di sekolah SMP/MTs," ujarnya.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kuantan Singingi, Drs. H. Jisman, MA menyebutkan bahwa keberadaan MDTA merupakan salah satu upaya peningkatan pendidikan agama, karena pendidikan agama di sekolah umum (SD) dinilai masih kurang (hanya dua sampai tiga jam saja.).
Oleh karena itulah, maka pemerintah membuat atau mengatur dalam sistem pendidikan nasional. Karena dirasakan kurang pendidikan agama di sekolah umum tersebut, maka berdirilah MDTA. Namun harus lebih sinergis dan mampu mewujudkan anak anak usia sekolah SD, bisa membaca Alquran," Ujarnya.
" Dalam rekrutmen para guru MDTA harus benar benar mampu dan berkwalitas, agar anak anak didik bisa dan mampu membaca Alquran," Paparnya.
Bahkan saat ini, telah ada Program Nasional dari Kementerian Agama, tentang Struktur Kota Layak Anak (KLA). Dimana dalam pendidikan anak itu harus dapat meningkatkan pelayanan, tetapi saat ini prilaku anak anak telah banyak yang menyimpang. " Untuk mewujudkan KLA, Kemenag Kuansing telah menyediakan " Pojok Asih dan juga ada Zona Kawasan Asap Rokok," tuturnya.
Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kemenag Kuansing, Drs. H. Sarpeli, M.Ag menyebutkan MDTA di Kuansing sudah lama mengharapkan Surat Izin Operasional (SIO) ini. Dimana MDTA saat ini berjumlah 263 sekolah, dengan jumlah guru sebanyak 2.311 orang, dan siswa sebanyak 19. 305 orang.
"Pada wisuda MDTA 2019 lalu, ternyata ada sekitar 50 orang murid MDTA yang belum mampu membaca Alquran," pungkasnya.***
R24/phi/zar