Mengenal Lebih Dekat Kerajaan Gasib Siak, Kisah Panglima Jimbam Yang Gagah Perkasa
RIAU24.COM - SIAK - Tentu bagi masyarakat Provinsi Riau terlebih khusus mayarakat Kabupaten Siak sudah tidak asing lagi di telinga mendengar nama kerajaan Gasib.
Jelas karena hingga saat ini kita masih dapat melihat bukti sejarahnya dengan peninggalan berupa kuburan tua yang dipercaya masyarakat sebagai kuburan putri Kaca Mayang yang terletak di kampung Kualo Gasib, Siak tepatnya di samping pabrik sawit PT.Kimia Tirta Utama (ASTRA). Sedangkan untuk peninggalan lainnya sangat sulit dijumpai sekarang karena istana Kerajaan Gasib terbuat dari bahan kayu yang tidak tahan lama.
Sebuah kerajaan yang berdiri pada abad ke 14 dan 15 setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya pada akhir abad ke-13. Kerajaan Gasib dalam pemerintahannya memiliki dua periode yakni masa pemerintahan dengan raja beragama Hindu/Buddha dan masa pemerintahan raja beragama Islam.
Sebelum masuknya agama Islam di Kerajaan Gasib pada pemerintahan raja Bedagai, ada seorang panglima yang sangat gagah berani , bertubuh besar dan panjang beliau bernama ‘’Jimbam’’ dengan gelar panglima Panjang.
Pada masa pada masa itu Kerajaan Maja Pahit tengah giat-giatnya untuk memperluas wilayah kekuasaannya ke pesisir selat malaka untuk menaklukkan Raja-raja melayu di kawasan Sriwijaya termasuk Kerajaan Gasib dengan sang raja benama ‘’Bedagai’’. Maka Raja gasib menggunakan satu muslihatnya yakni ikut bergabung dengan pasukan Majapahit.
Raja Gasib mengutus Panglima Jimban utuk membantu pasukan Majapahit. Perjuangan Panglima Jimbam bersama anak buahnya dan pasukan Majapahit dalam peluasan wilayah di selat malaka berlangsung sangat lama. Hingga diakhir hayatnya panglima Jimbam tidak diketahui dimana keberadaannya, baik hidup maupun mati.
Pada masa itu kerajaan Gasib berada di bawah tekanan, dikarenakan Kerajaan Malaka ingin menguasai Kerajaan Gasib. Kerajaan gasib berniat meminta bantu kepada Majapahit namun Majapahit juga sudah tidak bisa diandalkan lagi karena pesatnya perkembangan kerajaan di Nusantara dan selat Malaka yang telah memeluk agama Islam.
Akhirnya Kerajaan Gasib dapat ditaklukan oleh kerajaan Malaka. Raja Gasib pada saat itu yang bernama Permaisura ditawan. Anak Raja Gasib yang bernama Megat Kudu di Islamkan lalu nama beliau diganti dengan nama Ibrahim kmudian dilantik menjadi Raja Gasib dibawah naungan kerajaan Malaka. Disinilah cikal bakal kerajaan Gasib beragama Islam.
Dibawah naungan kerajaan Malaka masyarakat di kerajaan Gasib Berangsur-angsur memeluk agama islam. Kemudian dinobatkan juga Sultan Abdullah sebagai Raja Gasib menggantikan ayahnya Sultan Ibrahim. Kerajaan Gasib berkembang dibawah Kerajaan Malaka. Selanjutnya Sultan Husin Pula yang melanjutkan kerajaan Gasib menggantikan Sultan Abdullah.
Kemudian terjadi kemunduran pada kerajaan Malaka disebabkan datangnya orang-orang portugis ke dunia Timur. Sehingga membuat kerajaan malaka dapat ditaklukkan. Pada saat Malaka ditakhlukkan Portugis tahun 1551, kerajaan Gasib tidak ada beritanya hampir 100 tahun lamanya sehingga kerajaan Gasib hilang ditelan waktu.***
R24/phi/lin