218 Perantau Minang Pilih Bertahan di Wamena, 133 Menunggu Dipulangkan
RIAU24.COM - Hingga saat ini, tercatat masih ada sebanyak 218 perantau Minang, yang memilih bertahan di Wamena, Papua, pasca tragedi rusuh beberapa waktu lalu. Mereka yang memilih bertahan, rata-rata yang memiliki aset yang masih bisa dipertahankan dan masih dalam keadaan utuh.
Kondisi itu diungkapkan Sekretaris Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM) Wamena, Novi Zendra, yang masih berada di Wamena. Kepada republika, Selasa 8 Oktober 2918, Novi mengatakan, awalnya yang memilih bertahan di Wamena ada sebanyak 227 orang. Namun pada Senin (10/9/2019) ada sembilan orang lagi yang akhirnya memilih berangkat ke Jayapura untuk ikut gelombang eksodus pulang kampung ke Sumatera Barat.
"Kemarin terakhir yang pergi ada sembilan orang. Jadi sekarang yang bertahan di Wamena ada 218 orang," ungkapnya.
Novi menjelaskan bantuan buat warga perantau Minang yang bertahan di Wamena terus mengalir. Bantuan tersebut datang dari berbagai pihak seperti Pemprov Papua, Pemkab Jayawijaya dan dari berbagai LSM.
Novi sendiri mengakui dirinya juga berniat kembali ke kampung halamannya di Sumbar. Tapi ia belum bisa pergi lantaran harus mengurus warga Minang di Wamena. Sementara istrinya sudah berangkat hari ini ke Sumbar karena masih merasa trauma pascatragedi Wamena dua pekan lalu.
"Saya lihat dulu (pulang kampung atau tidak). Saya harus selesaikan dulu urusan warga perantau Minang di sini (Wamena)," ucap Novi.
133 Tunggu Dipulangkan
Sementara itu, dari Jayapura, Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua, Zul Sikumbang mengatakan, saat ini ada 133 perantau Minang yang menunggu waktu untuk dipulangkan ke kampung halaman. Saat ini, mereka masih berada di Bandara Sentani, Jayapura.
"Yang mengungsi di Sentani Jayapura sejak kemarin ada 141. Tadi pagi baru datang 14 orang," ungkapnya siang tadi.
Dari 155 yang terdata mengungsi di Sentani hari ini kata Zul, sudah berkurang sebanyak 8 orang tadi pagi. 8 orang tersebut sudah terbang dari Bandara Sentani Jayapura menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Sumbar dengan maskapai Lion Air. Berikutnya jam 13.00 WIT nanti kata Zul akan diberangkatkan 14 orang dariu Sentani menuju BIM juga dengan Lion Air.
Sambil menanti penerbangan ke Padang, 133 ini ditampung di pengungsian di ruko di Sentani. Selain aman, para pengungsi juga mendapatkan makanan dan minuman gratis di tempat itu.
Ditambahkannya, perantau Minang yang mengungsi ke Sentani dan yang sudah pulang ke Sumbar, kebanyakan karena rumah dan kiosnya di Wamena telah habis dirusak dan dibakar perusuh saat tragedi Wamena dua pekan lalu. Untuk menenangkan diri dari trauma, mereka memutuskan balik ke kampung halaman.
"Ada yang pulang kampung buat sementara saja. Ada juga yang ingin menetap di kampung karena sudah tidak ada apa-apa lagi di Wamena," tambahnya. ***