KPK Minta Anies Baswedan Tidak Tinggal e-budgeting
RIAU24.COM - JAKARTA- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif menyarankan, agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak meninggalkan sistem digital dalam penganggaran atau e-budgeting.
zxc1
Apalagi, sistem e-budgeting di DKI Jakarta adalah yang terbaik di Indonesia setelah Kota Surabaya. "Karena KPK sering mencontohkan e-budgeting DKI Jakarta dan Kota Surabaya sebagai e-budgeting terbaik di Indonesia," kata Syarif saat dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Minggu (3/11/2019).
Syarif pun menjelaskan, salah satu hal yang patut disyukuri dari sistem e-planning/e-budgeting terditeksi anggaran-anggaran aneh. "Yang dapat dipantau masyarakat sehingga tidak masuk dalam APBD," jelasnya.
zxc2
Atas dasar itulah, Syarif mengapresiasi jika Anies berniat menyempurnakan e-budgeting. "Tapi jangan meninggalkan e-budgeting dan kembali ke cara manual," tuturnya.
Sebelumnya, Anies menyebutkan, ada pangkal masalah dalam penganggaran Pemprov DKI karena sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Salah satunya, kata Anies kurang pintarnya sistem e-Bugdeting. Karena, hanya sebatas program input semata tetapi tidak bisa mencegah bila ada angka dengan produk yang dianggap tidak masuk akal.
Atas dasar itulah, Anies menilai, e-Bugdeting kurang smart. "Terlalu detail di level itu ada beberapa yang mengerjakan dengan teledor. Toh, diverifikasi dan dibahas."
"Cara-cara seperti ini berlangsung setiap tahun. Setiap tahun muncul angka aneh-aneh. Kalau sistem smart, dia akan melakukan verifikasi," ucap Anies. (R24/Rizal)