Rudal Ini Jadi Andalan Rusia, Putin Bahkan Mengklaim tak Ada yang Bisa Mengalahkan
RIAU24.COM - Rusia dikabarkan melakukan uji coba peluru kendali hipersonik yang diberi nama Kinzhal. Rudal ini disebut-sebut sebagai andalan Rusia. Bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin pernah mengklaim rudal canggih ini tidak terkalahkan.
Dilansir tempo, Senin 2 Desember 2019, Kinzhal atau kadang disebut Kinjal, berarti belati. Salah satu kehebatan rudal ini, bisa mengenai sasaran hingga 3.000 kilometer dengan hulu ledak konvensional atau nuklir. Rudal tersebut dikabarkan sudah berada di pangkalan militer bagian selatan Rusia.
Media Rusia menyebutkan, uji coba dilaksanakan di kawasan Artik, pada November 2019 ini. Rudal ini ditembakkan dari jet tempur MiG-31K.
"Uji coba berlangsung pada pertengahan November," kata sumber di militer Rusia seperti dikutip TASS, 30 November 2019.
Sementara itu, Dinas Intelijen Pertahanan Denmark dalam laporan tahunannya pada Jumat, 29 November 2019, menyebutkan, "satu permainan kekuatan besar sedang dibentuk" antara Rusia, Amerika Serikat dan Cina, yang meningkatkan level ketegangan di kawasan Artik.
Untuk diketahui, keberadaan rudal ini pertama kali diungkap Presiden Rusia Vladimir Putin pada Maret 2018. Ia bahkan sesumbar sistem ini tak terkalahkan, dengan melukiskan bagaimana rudal itu bisa menghindari pertahanan musuh.
"Kinzhal adalah sistem rudal yang diluncurkan dari udara dan, oleh karena itu jangkauannya tergantung dari pengangkutnya. Untuk Tu-22M3, jangkauannya akan lebih dari 3.000 km (radius tempur pesawat ditambah jangkauan rudal),” ungkap kata sumber industri pertahanan Rusia.
Kinzhal dikembangkan dari rudal balistik jarak pendek Iskanker yang memiliki jangkauan 500 kilometer. Laporan intelijen AS menunjukkan bahwa senjata telah diuji belasan kali, bertentangan dengan klaim Rusia bahwa rudal telah diuji terbang lebih dari 250 kali.
Rusia mengklaim bahwa Kinzhal secara efektif kebal terhadap pertahanan rudal balistik yang ada karena kemampuan manuvernya dalam penerbangan.
"Ini adalah kelas senjata presisi yang dilengkapi dengan kemampuan tempur multifungsi yang memungkinkan untuk menyerang target diam dan bergerak," kata wakil menteri pertahanan Rusia Yuri Borisov.
"Secara khusus, kapal induk dan kapal perang kelas penjelajah, kapal perusak dan fregat adalah target potensial untuk senjata ini," tambahnya. ***