Gunakan Rudal Ninja, AS Dilaporkan Habisi Komandan al-Qaeda
RIAU24.COM - Pasukan Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah membunuh seseorang komandan senior al-Qaeda di Idlib, Suriah Utara dengan rudal 'Ninja' presisi. Senjata rahasia itu bernama rudal Hellfire atau AGM-114R9X.
Komandan al-Qaeda yang dilaporkan terbunuh itu adalah Abu Ahmad al-Muhajir. Dia merupakan komandan Hayat Tahrir Al Sham (HTS), cabang al-Qaeda di Idlib.
Mengutip laporan The Telegraph, Rabu 4 Desember 2019, serangan itu terjadi pada hari Selasa malam dengan lokasi berada di Atmeh, Idlib. Jaraknya sekitar lima mil dari perbatasan Turki dan kurang dari 10 mil dari Barisha, tempat mantan teroris nomor satu ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, tewas selama operasi pasukan khusus AS pada Oktober lalu.
Al-Muhajir berada dalam mobil dengan seorang militan lain ketika kendaraan itu dihantam misil "Ninja". Dia dikenal sebagai pelatih asing terkemuka dari pasukan elite HTS yang dikenal sebagai "The Red Bands". Militan lain yang berada satu mobil bersamanya juga dilaporkan tewas.
Rekaman video yang diambil dari lokasi serangan dan telah menyebar di media sosial menunjukkan mobil itu secara harfiah terbelah menjadi dua. Kerusakan paling parah berada di sisi penumpang depan, dan sebaliknya bagian kursi belakang mobil tersebut hanya mengalami kerusakan yang terbatas.
Pentagon belum secara resmi mengonfirmasi serangan tersebut. Menurut data Pentagon, rudal Hellfire atau AGM-114R9X mampu memberikan serangan presisi terhadap tank, struktur, bungker, dan helikopter. Rudal jenis ini dapat diarahkan dari pesawat terbang atau dengan laser yang dipasang di luar pesawat. Hellfire juga dapat digunakan sebagai rudal udara-ke-darat atau udara-ke-udara.
Menurut laporan sejumlah media yang berbasis di AS, yang mengutip beberapa sumber, militer AS mulai mengembangkan rudal AGM-114R9X pada 2011. Panjang misil ini sekitar lima kaki (1,5 meter) dan beratnya 100 lbs (45 kilogram). Senjata tersebut dilengkapi dengan muatan aneh, seperti cincin pisau panjang yang disimpan di dalam dan kemudian dikerahkan melalui hulu ledak.
Media Barat menjuluki senjata baru itu sebagai 'Ginsu terbang', sebuah rujukan pada merek pisau Ginsu Jepang.
Badan Intelijen Pusat (CIA) dan Pentagon dilaporkan telah menggunakan rudal khusus ini hanya enam kali, termasuk dalam serangan terhadap para pemimpin senior teroris, meskipun laporan yang menuduh penggunaan proyektil "Ninja" tidak pernah secara resmi dikonfirmasi.