Anak Mbah Maimoen, Gus Ghofur Akan Safari Pencerahan ke Empat Universitas di Pekanbaru
RIAU24.COM - PEKANBARU- Anak ulama kharismatik Nadhlatul Ulama (NU), KH Maimoen Zubair, DR KH Abdul Ghofur, MA, akan lakukan Safari Pencerahan ke empat perguruan tinggi atau universitas di Pekanbaru. Safari Pencerahan akan berlangsung selama tiga hari ini, mulai Rabu hingga Jumat, 18-20 Desember 2019.
zxc1
Safari Pencerahan di empat perguruan tinggi tersebut dimulai dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau, Rabu pagi, pukul 09.00-12.00 WIB. Di UIN Suska, Rektor Akhmad Mujahidin telah menyiapkan 3.000 mahasiswa untuk mendengarkan pencerahan diberikan Gus Ghofur.
Kemudian berturut-turut di hari pertama, perguruan tinggi lainnya didatangi adalah Universitas Riau (Unri). Sedangkan Universitas Lancang Kuning (Unilak) dan Universitas Islam Riau (UIR), di hari Kamis, 19 Desember 2019.
zxc2
"Gus Ghofur (sapaan Dr KH Abdul Ghofur) ini merupakan ahli tafsir lulusan ternama Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Nilai kelulusannya di atas Ustad Abdul Somad (UAS). Kepintaran Gus Ghofur turun dari ayahnya, almarhum almukarrom Mbah Maimoen," kata Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Riau-Kepri, Abdul Rauf, kepada media, Selasa, 17 Desember 2019.
Usai dari UIN Suska, tutur Rauf, Gus Ghofur melanjutkan Safari Pencerahannya ke Universitas Riau (Unri), lepas makan siang dan Salat Zuhur. Safari Pencerahan di Unri ini akan dipusatkan di Aula Sutan Balia FISIP, bukan di rektorat.
Sebelum Salat Ashar, anak kelima pasangan Mbah Maimoen dengan Nyai Hj Masthi'ah ini melanjutkan perjalanannya ke Pondok Pesantren Dar el Hikmah, sekaligus menjadi imam di lembaga pendidikan Islam tersebut.
Di hari kedua, jelasnya, Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah (Jateng) ini memulai Safari Pencerahannya dari Universitas Lancang Kuning (Unilak).
Pencerahan diberikan Gus Ghofur tersebut dipusatkan di Aula Pustaka Unilak dimulai pukul 09.00 WIB hingga Salat Zuhur. Usai itu, lulusan Al Azhar, Kairo, Mesir ini, melanjutkan safarinya ke Universitas Islam Riau (UIR) hingga pukul 15.30 WIB.
"Usai Salat Ashar, Gus Ghofur akan menggelar Dialog Kebangsaan bersama aktivis mahasiswa Pekanbaru yang tergabung dalam Kelompok Cipayung. Di antaranya, HMI, IMM, GMKI, serta organisasi ekstra kampus lainnya," ungkap Rauf.
Sedangkan di hari ketiga, Jumat, 20 Desember 2019, Gus Ghofur akan memberikan tausiyah berupa Tabligh Akbar memperingati Maulid Nabi dengan prajurit TNI dan Polri di Masjid Agung Annur, pukul 08.00 WIB.
Sekilas tentang Gus Ghofur, lulusan Al Azhar Kairo, Mesir ini, merupakan senior dari Ustad Abdul Somad (UAS). Gus Ghofur masuk Al Azhar tahun 1993 dan tamat tahun 1997, atau empat tahun menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir.
Semua hasil ujian Gus Ghofur selalu mendapatkan nilai Jayiid Jiddan, sebuah prestasi langka untuk mahasiswa Indonesia di Kairo. Pencapaian prestasi itu dipertahankan Gus Ghofur hingga melanjutkan studi S2 di jurusan sama.
Tentang hal ini ada kawan Gus Ghofur bercerita, “Sing ngajari bahasa Inggris Gus Ghofur, ki, aku. Eh, pas ujian aku mung Jayyid Jiddan, Gus Ghofur malah mumtaz”.
Siapa tidak tahu kalau ketika pertama kali datang ke Kairo, Gus Ghofur Awam bahasa Inggris. Namun ketekunan dan kesabarannya telah berhasil menjinakkan ujian bahasa Inggris di Al-Azhar.
Pada 2002, Gus Ghofur menyandang gelar Master dengan menulis tesis setebal 700 halaman, harus mencantumkan banyak maraji’. Padahal tradisi menulis baru ia tekuni sejak tahun keempatnya di Kairo.
Orang mengenal Ghofur kecil dan tidak mengikuti perkembangannya di Kairo pasti terheran-heran ketika googling “Abdul Ghofur Maimoen” di internet. Sebab hasil googling itu akan menampilkan berbagai tulisan beliau yang pernah dimuat di dunia maya. Dari Abdul Ghofur gagap menuslia menjadi Abdul Ghofur produktif menulis.
Gus Ghofur mengakhiri masa lajangnya pada 2003. Gadis beruntung dipersuntingnya adalah Nadia, putri KH Jirijis bin Ali Ma’shum Karpyak Yogyakarta.
Jika di thesis, Gus Ghofur menulis dengan 700 halaman, maka untuk desertasinya, ia menulis setebal 1.700 halaman, terbagi menjadi 2 jilid disidangkan di Auditorium Abdul Halim Mahmud, Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar.
Ia lulus setelah dapat mempertahankan desertasinya berjudul Hasyiah Al-Syekh Zakaria Al-Anshary Ala Tafsir Al-Baidhawy, Min Awwal Surah Yusuf Ila Akhir Surah l-Sajdah dengan hasil mumtaz ma’a martabati syarafil ula (summa cumlaude) dari Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. (Rilis/Riki)