Pimpinan Tinggi Korut Gelar Rapat Penting, Negosiasi dengan AS Bakal Mampet?
RIAU24.COM - Kantor berita Korea Utara (Korut) melaporkan Pyongyang menggelar pertemuan politik tingkat tinggi untuk membahas cara mengatasi 'kesulitan dan tantangan yang berat'.
Pertemuan itu mendapat sorotan, karena digelar hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu yang mereka terapkan untuk Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi denuklirisasi berakhir.
Tak ayal, pertemuan tingkat tinggi Partai Pekerja Korut itu menjadi pusat perhatian. Hal itu karena beberapa pengamat memprediksi Korut mungkin akan menggunakan rapat tersebut untuk mengumumkan mereka menghentikan proses diplomasi dengan AS dan mencabut moratorium uji coba senjata berat.
Dilansir republika, Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan Pemimpin Korut Kim Jong-un memimpin rapat pleno yang digelar di Pusat Komite Partai Pekerja di Pyongyang Sabtu (28/12) kemarin.
Mereka menyebutkan rapat 'sesi hari pertama'. Mengindikasi pertemuan tersebut akan berlangsung selama beberapa hari.
"(Pertemuan ini bertujuan untuk) mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan berat dan mempercepat pembangunan revolusi dengan berpijak pada sikap anti-imperialis yang transparan dan independen," kata KCNA, Minggu 29 Desember 2019.
KCNA menambahkan rapat itu juga membahas 'hal-hal penting' yang berkaitan dengan partai dan pertahanan nasional.
Sebelum melakukan negosiasi denuklirisasi Semananjung Korea dengan AS, Korut juga menggelar rapat yang sama pada bulan April 2018. Saat itu, partai berkuasa mengumumkan akan menangguhkan uji coba rudal balistik nuklir dan interkontinental yang mengubah fokus Korut ke pembangunan ekonomi nasional.
Sesi rapat pada perteman penting tersebut menimbulkan spekulasi luas, bahwa Pyongyang bersiap untuk menguji rudal balistik antarbenuanya sebagai "Hadiah Natal" untuk Washington.
Untuk diketahui, Pyongyang telah melakukan serangkaian uji statis di fasilitas roket Sohae bulan ini. Sejumlah senjata diluncurkan dalam beberapa pekan terakhir, beberapa di antaranya digambarkan sebagai rudal balistik oleh Jepang dan negara lainnya.
Pembicaraan menyoal denuklirisasi semenanjung Korea sebagian besar mengalami kebuntuan sejak pertemuan puncak kedua antara Kim dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi tahun ini.
Terkait hal itu, Pyongyang menetapkan tenggat waktu bagi AS hingga akhir tahun ini untuk membuat inisiatif baru dalam mengatasi kebuntuan negosiasi denuklirisasi. ***