Digempur Terus-Menerus, PBB Sebut Kondisi Idlib di Suriah Sudah Mengerikan
RIAU24.COM - Kepala Urusan Kemanusiaan dan Bantuan Darurat PBB, Mark Lowcock, mengungkapkan, krisis yang terjadi di Provinsi Idlib, Suriah, saat ini sudah begitu mengerikan. Kondisi ini terjadi setelah daerah itu tak pernah henti digempur pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia. Kondisi itu sudah terjadi sejak Desember 2019 lalu.
Akibatnya, krisis di Idlib saat ini kian menjadi-jadi. Sebanyak 900 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Ironisnya, hal itu juga dialami bayi dan balita, yang harus hidup dalam krisis di kamp atau tempat penampungan bantuan.
"Krisis di barat laut Suriah telah mencapai tingkat baru yang mengerikan," lontar Mark Lowcock, Senin 17 Februari 2020 waktu setempat, dikutip laman al-Arabiya.
Dilansir republika, Rabu 19 Februari 2020, Lowcock mengatakan, masyarakat Suriah yang mengungsi saat ini mengalami trauma. Mereka pun terpaksa tidur di luar kamp di tengah suhu dingin yang menusuk. Hal itu disebabkan kamp-kamp bantuan telah sesak oleh pengungsi lainnya.
"Ibu membakar plastik untuk menjaga anak-anaknya tetap hangat. Bayi dan anak kecil sekarat karena kedinginan," tambah Lowcock.
Ditambahkannya, serangan yang dilancarkan tentara Suriah yang didukung Rusia, dilakukan tanpa pandang bulu. "Fasilitas kesehatan, sekolah, tempat tinggal, masjid, pasar, telah terhantam. Sekolah ditangguhkan, banyak fasilitas kesehatan ditutup. Ada risiko wabah penyakit serius," ujarnya lagi.
"Kami sekarang menerima laporan, permukiman untuk orang-orang telantar turut terhantam, yang mengakibatkan kematian, cedera, dan perpindahan lebih lanjut," kata Lowcock menambahkan.
Untuk diketahui, Idlib yang bertetangga dengan Aleppo, adalah rumah bagi sekitar tiga juta orang. Saat ini, setengah dari penduduk di sana telah mengungsi akibat gempuran serangan yang dilancarkan Suriah dan Rusia.
Idlib adalah satu-satunya wilayah yang masih dikuasai kelompok oposisi bersenjata Suriah.
Seperti dilaporkan kantor berita Suriah, Syrian Arab News Agency (SANA), Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menegaskan pemerintahannya bertekad menguasai kembali seluruh wilayah Suriah.
Menurut Assad, kelompok oposisi bersenjata di Idlib telah memanfaatkan penduduk sipil di sana untuk dijadikan perisai manusia. Tujuannya tak lain agar mereka dapat menghadapi dan menghentikan masuknya pasukan pemerintah ke wilayah tersebut.
Selain Rusia, Iran diketahui telah menjadi sekutu penting pemerintahan Assad dalam konflik di negara tersebut. ***