Jika Diserang Rudal Nuklir Iran Ini Senjata Penyelamat Israel
RIAU24.COM - Israel mengandalkan sistem pertahan rudal Arrow sebagai senjata penyelamat jika Iran memperoleh senjata nuklir dan menyeranga dengan missil. Meski kerap mengancam rezim zionis, Teheran sejak awal menegaskan tidak pernah berniat membuat senjata atom pemusnah massal.
"Dalam menghadapi potensi senjata nuklir Iran, hanya sistem pertahanan rudal Arrow yang menjamin kelangsungan hidup Israel," kata Dov Raviv, mantan kepala proyek Arrow di Israel Aircraft Industries, pada hari Selasa 18 Februari 2020.
"Kami tidak dapat memecat pemimpin negara yang mengatakan akan menghancurkan Israel...Iran telah mengatakan ini secara eksplisit," katanya dalam konferensi Association for Israeli Military History pada sesi penerbitan buku baru oleh pendukung sistem pertahanan Israel lainnya, Uzi Rubin.
Israel memiliki banyak alat militer dan diplomatik untuk mencoba menghentikan upaya Iran untuk mendapatkan senjata nuklir."Jika itu tidak berhasil, pertahanan rudal akan menjadi garis pertahanan terakhir," ujar Raviv, seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Rabu 19 Februari 2020.
Sebelumnya, di konferensi tersebut, mantan komandan pertahanan rudal Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Brigadir Jenderal (Purn) Eitan Yariv mengatakan; "Beberapa otoritas yang menilai apakah kita dapat menggunakan delik (kemampuan melawan musuh) kita di Washington, DC, dan beberapa di Moskow."
Dia merujuk pada fakta bahwa Israel sering menahan diri dari penggunaan kekuatan militer di Suriah, Irak atau negara lain atas keinginan AS dan Rusia.
Sebaliknya, Yariv mengatakan; "Pertahanan kita benar-benar tergantung pada kita...Kita dapat mempertahankan diri kita sendiri dan tidak memerlukan persetujuan dari luar bahkan dari kekuatan global lainnya."
Ketua Association for Israeli Military History Beni Michaelson membuka konferensi dengan menjelaskan ancaman roket yang terus berkembang yang harus dihadapi Israel. Menurutnya, sistem pertahanan rudal Israel, seperti sistem rudal Arrow, telah berhasil mendorong Iran untuk mengubah taktik militernya.
"Jika selama bertahun-tahun Iran hampir secara eksklusif berfokus pada pengembangan rudal balistik jarak menengah untuk menembaki Israel dari wilayahnya sendiri, Arrow meyakinkan Republik Islam untuk mencoba taktik alternatif untuk mengancam Yerusalem," kata Michaelson.
"Mereka berusaha memperpendek jarak (untuk menyerang Israel), sehingga mereka dapat menembakkan lebih banyak roket dari Lebanon, Suriah, dan Irak," ujarnya.
Dengan kata lain, lanjut Michaelson, keputusan Teheran untuk mencoba memindahkan roketnya ke daerah-daerah proksi itu sebenarnya merupakan pengakuan bahwa rudal balistik jarak menengah mereka akan menjadi ancaman yang tidak memadai bagi Israel karena Arrow kemungkinan akan menembak jatuh rudal balistik mereka.