Ahli : Mencuci Tangan Terlalu Sering dan Menggunakan Sanitiser Dapat Meningkatkan Risiko Virus Corona, Ini Alasannya
RIAU24.COM - Sanitiser tangan, desinfektan dan masker bedah menjadi barang yang laris manis sejak wabah Covid-19 diumumkan. Pembelian secara besar-besaran dan penimbunan terjadi, karena orang takut terinfeksi dengan virus corona yang berasal dari Cina.
Banyak dari mereka yang terus menerus mencuci tangan dan menggunakan sanitiser ketika para ahli mengatakan bahwa penyakit ini menyebar melalui kontak dengan tetesan. Namun, beberapa ahli medis mengatakan bahwa menggunakan terlalu banyak pembersih tangan berbasis alkohol justru dapat meningkatkan risiko infeksi melalui gangguan kulit.
Menurut Japan Today, Kamis (27 Februari 2020) para ahli mengatakan bahwa terlalu sering mencuci tangan dengan sabun dapat memiliki efek sebaliknya. Hal ini terjadi karena mencuci dengan sabun terlalu sering dapat mengikis kulit, melemahkan kemampuannya untuk bekerja sebagai penghalang untuk menjaga kelembaban dan zat-zat berbahaya keluar.
Menggunakan sanitiser berbasis alkohol secara berlebihan dan mencuci tangan tidak baik karena dapat menghilangkan "flora bakteri normal". Flora bakteri ini melapisi kulit dan membantu menangkis setiap serangan agen patogen seperti norovirus.
Seorang juru bicara produsen produk kimia dan konsumen Jepang Kao Corp mengatakan, "Tentu saja, perlu untuk mencuci tangan dan menggunakan sanitiser tangan berbasis alkohol untuk mengurangi penularan virus baru, tetapi berlebihan pun tidak baik."
Sementara itu, sanitiser berbasis alkohol juga serupa, karena desinfektan dengan alkohol membuat kulit dan minyak Anda tidak terserap air. Ini bisa membuat kulit Anda kasar dan pecah-pecah jika Anda menggunakannya secara berlebihan. Ketika Anda menggunakan terlalu banyak zat kimia ini di tangan Anda, itu dapat menyebabkan masalah iritasi kulit karena fungsi penghalang normal terganggu dan membuatnya lebih rentan.