Pintu Masuk Indonesia Disebut Masih Lemah Untuk Deteksi Virus Corona
RIAU24.COM - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia mengatakan jika pintu embarkasi pelabuhan maupun bandara di Indonesia masih lemah dan banyak mengandalkan thermal scanner.
Anggota Dewan Pakar organisasi tersebut, Hermawan Saputra mengatakan alat itu tidak bisa digunakan untuk mendeteksi virus Corona. "Hanya mengindikasikan awal orang dalam keadaan demam tinggi, bisa jadi karena virus. Virusnya apa belum tentu Corona," ujar Hermawan mengutip Tempo.co, Sabtu, 29 Februari 2020.
zxc1
Tak hanya itu, Hermawan menjelaskan, orang yang terinfeksi virus Corona juga belum tentu demam tinggi karena masa inkubasi virus 14 hari sampai timbul keparahan. Maka itu, jika seseorang baru terinfeksi 2-3 hari tidak akan terdeteksi.
Untuk mengantisipasi virus Corona, pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan harus melakukan penguatan internal di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP, atau Porth Health). Dia menilai, KKP tak hanya sekedar hadir untuk duduk melainkan melakukan screening surveillance untuk memastikan orang yang keluar masuk Indonesia ini betul-betul steril dari virus Corona.
Untuk otu, Hermawan juga menyarankan agar pemerintah melakukan penguatan internal dalam mendeteksi virus Corona. "Ada penguatan infrastruktur kesehatan, mulai dari tenaga kesehatan, peralatan, sistem prosedur. Ini harus diterapkan," tuturnya.
Tak hanya itu, dia juga menyarankan agar ahli kesehatan masyarakat dan ahli epidemiologi atau ahli-ahli pada kasus wabah bersifat pandemi turut dilibatkan dalam surveillance. Tapi yang terpenting ada juga harus ada kejujuran di antara ilmuwan dan elit politik, seperti dunia intelijen harus bisa menangkap informasi sebelum betul-betul terbukti.
"Artinya dalam dunia kesehatan harus dilakukan. Lakukan penguatan untuk upaya-upaya itu. Toh di wilayah kita belum confirm positif," tutupnya.