Sejak Corona, Masker Jadi Barang Langka di Apotek Kota Pekanbaru, Ini Penjelasannya
RIAU24.COM - PEKANBARU - Warga Pekanbaru memborong persediaan masker di sejumlah apotek sejak awal bulan lalu. Hal ini guna mengantisipasi penyebaran virus corona yang sangat cepat.
Ghita, salah seorang karyawan Apotek Mandiri Smart di Jalan Imam Munandar, Selasa (3/3/2020), mengatakan, apotek tempatnya bekerja sudah lama mengalami kekosongan stok masker. Kekosongan stok masker terjadi saat kabar kasus virus corona mencuat sejak Februari lalu.
"Saat awal muncul kabar virus corona, warga membeli masker berkardus-kardus. Setelah kami pesan lagi, rupanya stok masker di distributor sudah habis," ungkapnya.
Sejak saat itu, stok masker sudah mulai kosong. Distributor tak pernah lagi mengantar stok masker.
"Kami juga menanyakan stok masker ke apotek lain. Mereka juga mengalami kekosongan masker," sebut Ghita.
Pihak distributor juga sudah berkali-kali dihubungi. Pihak distributor rupanya juga mengalami kekosongan masker.
"Jadi, kami tidak tahu alasan mereka mengalami kekosongan masker itu," ucap Ghita.
Awal munculnya kasus virus corona, Apotek Mandiri Smart tak sempat menaikkan harga. Saat virus corona muncul di Indonesia, baru warga Pekanbaru terkejut semua dengan harga masker.
"Sampai saat ini, banyak warga ingin membeli masker ke apotek kami. Tapi, stok masker sudah habis," jelas Ghita.
Karena begitu cepat habisnya masker dan tidak ada kiriman lagi dari distributor, Apotek Mandiri Smart tak sempat menaikkan harga.
"Kami memesan lima jenis masker dari distributor. Sebelum stok masker habis, kami masih menjual dengan harga normal," ujar Ghita.
Ada pun masker yang dijual sebelum stok dari distributor kosong yaitu Sugi Care Rp30.000 per kotak. Sensi mask Rp25.000 per kotak. Stardex Rp45.000 per kotak. Nexcare Rp71.000 per kotak. Masker N-95 Rp15.000 per lembar. (R24/put)