Presiden Duterte Perintahkan Polisi Tembak Mati Warga Yang Protes Lockdown
Polisi dan tentara mendesak warga untuk kembali ke rumah, namun mereka menolak. Petugas pun membubarkan paksa unjuk rasa dan menangkap 20 orang.
Pemimpin kelompok pengunjuk rasa Jocy Lopez (47) mengatakan, mereka terpaksa turun ke jalan karena tidak bisa mencari nafkah dan tak punya makanan sejak lockdown.
"Kami di sini untuk meminta bantuan karena kelaparan. Kami belum diberi makanan, beras, bahan makanan lain atau uang tunai. Kami tidak punya pekerjaan,” katanya.
Beberapa kelompok HAM Filipina mengecam penangkapan itu dan mendesak pemerintah segera membebaskan warga serta memberikan bantuan uang tunai yang telah dijanjikan.
Pemerintah Filipina menganggarkan 200 miliar peso atau sekitar Rp65 miliar untuk membantu keluarga miskin dan mereka yang kehilangan pekerjaan akibat lockdown.
"Menggunakan kekuatan berlebihan dan penahanan tidak akan menghilangkan perut kosong warga Filipina yang, sampai hari ini masih menagih janji bantuan uang tunai bagi orang miskin," demikian pernyataan organisasi kelompok hak asasi perempuan, Gabriela.***