Tragis, Satu Keluarga Dihantam Serangan Pesawat Tak Berawak Milik AS di Somalia, Satu Jasad Hancur dan Lainnya Alami Cacat Permanen
"Mereka meledakkan seorang lelaki tua hingga berkeping-keping," Abdullahi Abdirahman, putranya, mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon dari London.
"Dia berusia 70 tahun dan hampir tidak bisa bergerak. Dia tidak bisa berjalan tanpa bantuan tongkat," tambah Abdullahi.
Keenam penumpang di dalam minibus, termasuk seorang bocah lelaki berusia 13 tahun, tewas dalam serangan udara.
Washington mengatakan mereka membawa "lima teroris" dalam serangan itu. "Serangan udara kami adalah upaya utama untuk memerangi teror dan membantu membawa stabilitas dan keamanan ke Somalia," Chris Karns, direktur urusan publik Komando Afrika AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan menyusul serangan terbaru.
"Mereka tidak hanya menurunkan kemampuan al-Shabab untuk melakukan aktivitas kekerasan di kawasan itu, tetapi mereka juga memberikan tekanan tanpa henti pada jaringan tempur mereka dan menghalangi kemampuan mereka untuk mengekspor terorisme," tambahnya.
Mahad Dhoore, anggota parlemen, mengatakan para korban serangan udara adalah warga sipil. "Mereka membunuh warga sipil. Mereka tidak mengatakan yang sebenarnya ketika mereka mengatakan mereka membunuh teroris. Orang-orang ini adalah konstituen saya," kata Mahad kepada Al Jazeera.