Tragis, Satu Keluarga Dihantam Serangan Pesawat Tak Berawak Milik AS di Somalia, Satu Jasad Hancur dan Lainnya Alami Cacat Permanen
"Dia terkenal dan sering bepergian ke daerah-daerah yang dikontrol pemerintah untuk bekerja. Tidak ada yang pernah mengatakan apa pun kepadanya. Dia adalah orang yang tidak bersalah. Aku bahkan tidak berpikir mereka tahu siapa yang mereka bunuh."
Pada hari Rabu, Amnesty International mengatakan mereka telah menggali bukti bahwa tentara AS membunuh dua warga sipil - Nurto dan Mohamed - dan melukai tiga lainnya dalam dua serangan udara pada bulan Februari.
"Tidak ada yang bisa memaafkan melanggar hukum perang. Respons pemerintah AS atau Somalia terhadap serangan al-Shabab harus membedakan antara pejuang dan warga sipil dan mengambil semua tindakan pencegahan yang layak untuk menghindari bahaya terhadap warga sipil," kata Abdullahi Hassan, peneliti Amnesti Somalia.
Di Somalia selatan, orang-orang hidup dalam ketakutan terus-menerus dari musuh yang tidak bisa mereka lihat.
Pada 10 Maret, di dekat kota Janaale, 95 km (59 mil) selatan Mogadishu, Abdirahman Ali naik minibus untuk perjalanan dua jam ke Mogadishu setelah menyelesaikan perselisihan atas sebidang tanah yang ditinggalkan oleh mendiang istrinya.
Ayah sembilan anak itu mengalami kesulitan berjalan dan sulit meninggalkan batas kota.