Melampaui Filipina, Indonesia Jadi Negara Dengan Tingkat Kematian Tertinggi Akibat Virus Corona di Asia Tenggara
"Tapi kami tidak tahu pasti berapa banyak yang dilaporkan di Indonesia. Saya yakin ini sangat besar, tetapi tentu saja, kami membutuhkan lebih banyak data. Karena kurangnya pelaporan, jumlah COVID-19 kasus yang dilaporkan terlalu kecil," katanya kepada Al Jazeera.
Saladdin Tjokronegoro adalah pejabat senior di rumah sakit paru-paru di Bogor, dekat Jakarta. Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa rumah sakitnya sedang berjuang dengan sumber dayanya, termasuk peralatan pelindung untuk para pekerjanya dan ventilator untuk pasien dengan kesulitan bernafas.
Tjokronegoro, yang tidak ingin rumah sakitnya diidentifikasi, mengatakan "tidak banyak" yang dapat dilakukan para dokter untuk menambah kekurangan atau kekurangan fasilitas. Dia mengatakan bahwa rumah sakitnya harus berjuang untuk mengakomodasi masuknya pasien secara tiba-tiba setelah ditunjuk sebagai pusat rujukan coronavirus.
Dia mencatat bahwa "aliran pemeriksaan dan perawatan yang berantakan" berkontribusi pada keterlambatan dalam perawatan pasien, banyak dari mereka yang berusia 40-an dan 50-an dengan penyakit kronis.
Beban di rumah sakit juga menjadi "lebih berat" karena kantor kesehatan umum "tidak bisa berbuat banyak" dalam merawat pasien, katanya, menambahkan bahwa "tidak ada kolaborasi antara rumah sakit", menyebabkan banyak fasilitas kesehatan dengan cepat kewalahan.
Pada bulan Maret, Jusuf Kalla, ketua Perhimpunan Palang Merah Indonesia dan mantan wakil presiden negara itu, mengatakan kepada Reuters bahwa hanya 49 dari 132 rumah sakit rujukan di negara ini yang siap menerima pasien coronavirus.