Viral, Begini Penampakan Baju Anti Corona yang Asli Produk Dalam Negeri, Kisahnya Benar-benar Insipiratif
"Karena diterima masyarakat, karyawan kita pun memutuskan tetap kerja karena kasar kata kalau dipulangkan mereka gak ada nafkah. Karena jujur, Vicory fokus ke toko Tanah Abang, bukan ke online," akunya.
Malvin pun merasa bersyukur, perlahan, bisnis nya yang sempat terhenti bangkit lagi. Dahulu bisnisnya lebih banyak menjual atasan denim, baju hoodie dan sweater streetwear untu hijab atau non hijab, kini berubah.
Sekitar pertengahan Maret, Malvin mulai menjual baju anti corona lewat media sosial. Meski omset menurun 65 persen, Malvin senang karyawannya masih bisa bekerja dan mendapatkan uang. Saat ini masih ada 55 karyawan yang masih aktif bekerja, sementara 44 karyawan lainnya memilih dirumahkan.
"Bukan dipecat ya, karena kalau sudah pulang tidak perkenankan keluar masuk kantor atau konveksi lagi. Mereka pun masih bisa bekerja lagi setelah wabah virus corona berakhir."
Sukses dengan baju anti corona yang dijualnya Rp125 ribu, sejak 20 Maret dijajakan, baju unik ini sudah laku terjual 12.000 pcs. Saat stok mulai habis, Malvin kembali memproduksi.
Malvin pun sadar, bisnis ini membawa berkah di tengah wabah corona. Karena banyak sekali beberapa rekan bisnis tekstilnya terpaksa harus tutup karena sulit mendapatkan bahan baku impor yang dibutuhkan. "Kalau kita untungnya semua bahan loka," terangnya.