Baru Terungkap, Begini Nekat dan Canggihnya Aksi Pilot Rusia Saat Cegat Pesawat Mata-mata AS
RIAU24.COM - Dunia militer sempat dibuat geger baru-baru ini. Peristiwa itu terjadi saat pesawat tempur Sukhoi Su-35 milik militer Rusia, nekat mengadang pesawat mata-mata Boeing P-18 Poseidon milik militer Amerika. Insiden mengerikan itu terjadi di langit sekitar Laut Mediterania.
Peristiwa itu mendapat sorotan disebabkan aksi mencegat ala pilot Rusia, yang disebut-sebut sempat membuat pesawat Boeing mata-mata milik Amerika Serikat itu mengalami turbulensi yang dahsyat. Masih beruntung pesawat itu tak sampai jatuh.
Belakangan terungkap, hal itu terjadi karena Sukhoi Su-35 ternyata melakukan manuver yang benar-benar gila untuk menakut-nakuti pesawat militer Amerika. Pilot Su-35 nekat terbang dalam jarak sangat dekat dengan badan pesawat Boeing P-8A. Bahkan yang membuat bulu kuduk jadi merinding, Su-35 menempel pesawat Amerika dalam posisi terbang terbalik.
Dilansir viva yang merangkum popular mechanics, Senin 20 April 2020, peswat Sukho-35 dikerahkan mengejar Boeing P-18 Poseidon, karena pesawat pengintai itu berusaha mendekati pangkalan militer Rusia di Hmeimim, Suriah. Sebelumnya, aksi Boeing P-18 Poseidon itu ketahuan setelah terdeteksi radar sistem pertahanan udara Rusia.
Namun rupanya pilot yang ditugaskan ternyata tak cuma menghadang. Ia bahakn membuat manuver dengan terbang hanya dalam jarak 7 sampai 8 meter saja. Kondisi itu membuat Boeing P-18 Poseidon sempat nyaris jatuh karena mengalami turbulensi hebat.
Menurut Angkatan Laut AS, kru P-8A Poseidon berusaha mengatasi turbulensi yang disebabkan aksi nekat pilot tempur Su-35 itu.
"Ditemukan bahwa lorong itu tidak aman karena fakta bahwa Su-35 melakukan manuver kecepatan tinggi pada jarak 25 kaki tepat di depan pesawat misi, yang membahayakan pilot dan kru kami," kata militer AS dalam sebuah pernyataan.
"Kami berharap bahwa mereka (Pilot Rusia) akan berperilaku sesuai dengan standar internasional yang ditetapkan untuk memastikan keselamatan dan mencegah insiden," Angkatan Laut AS menekankan," tambah sumber militer AS tersebut.***