Akibat Corona, Maskapai Merugi Hingga Rp 23,3 Triliun
RIAU24.COM - Dikarenakan adanya pandemi corona di Indoenesia, berbagai sektor turut berdampak. Salah satunya adalah maskapai yang ada di Indonesia yang merugi.
Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (Inaca) Denon Prawiraatmadja dalam 3 bulan terakhir, total kerugian maskapai domestik mencapai USD 812 juta dan maskapai internasional mencapai USD 749 juta, atau sekitar lebih dari USD 1,5 miliar atau setara dengan Rp 23,3 triliun (Kurs rupiah 15.585 per dolar AS)
"Sebenarnya, untuk maskapai ini kerugian sudah dimulai sejak penerbangan dari dan ke China dan Arab dilarang beberapa bulan kemarin," kata Denon dikutip Liputan6.com, Jumat 24 April 2020.
Denon merincikan, di 4 bandara besar di Jakarta, Bali, Medan dan Surabaya, terdapat penurunan jumlah penumpang domestik sebesar 44 persen dan 45 persen penumpang internasional. Penurunan ini tak lain disebabkan anjuran pemerintah untuk tetap di rumah mencegah penyebaran virus Corona.
Lalu secara nilai pendapatan (revenue) maskapai jika dibandingkan dengan tahun 2018, terdapat penurunan yang cukup tajam.
"Per Februari 2020, jika dibandingkan dengan Februari 2018, revenue turun 9 persen. Lalu Maret, turun 18 persen dan April turun 30 persen," ujar Denon.
Kegiatan maskapai juga menurun 25 persen akibat pandemi ini. Sebenarnya, pada awal masuknya Corona ke Indonesia, pihak maskapai masih optimis dapat memaksimalkan potensi domestik. Namun ternyata, penerbangan domestik sama terpukulnya.
Ditambah, ada biaya parkir pesawat yang tidak beroperasi menambah beban maskapai. Imbasnya, karyawan maskapai harus dirumahkan, meskipun belum sampai ke tahap PHK.
"Diharapkan penanganan Covid-19 agar kegiatan maskapai yang mendukung wisatawan bisa kembali seperti semula," kata Denon.