Presiden Ini Batalkan Perjanjian Hutang dengan China dan Berkata Cuma Orang Mabuk Yang Terima Syarat Seperti Itu
RIAU24.COM - JAKARTA - Presiden Tanzania John Magufuli membatalkan pinjaman dari China senilai US$ 10 miliar atau sekitar Rp155 triliun (kurs Rp 15.500) yang ditandatangani oleh pendahulunya, Jakaya Kikwete. Magufuli menilai perjanjian pinjaman tersebut sangat merugikan bangsanya.
Menurutnya, syarat dan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian pinjaman tersebut mengalahkan logika. Magufuli mengatakan bahwa persyaratan perjanjian pinjaman China hanya dapat diterima oleh seorang pria mabuk.
Menurut laporan media lokal, diketahui, Jakaya Kikwete telah menandatangani perjanjian dengan investor China untuk membangun pelabuhan di Sungai Mbegani di Bagamoyo dengan syarat bahwa mereka akan mendapatkan 30 tahun untuk menjamin pinjaman dan 99 tahun sewa tanpa gangguan.
Seperti dikutip Sindonews dari International Business Times, Sabtu kemarin (4/4/2020), permintaan mengejutkan lain yang dibuat oleh China dan diterima oleh pemerintahan Kikwete adalah bahwa Pemerintah Tanzania sama sekali tidak boleh menimbulkan kekhawatiran apa pun pada siapa pun yang berinvestasi di pelabuhan selama periode itu.
Dijuluki sebagai "pinjaman pembunuh Cina", beberapa organisasi dan warga Afrika telah menuntut Presiden saat itu untuk membatalkan perjanjian. Mereka telah memperingatkan bahwa langkah itu akan memiliki konsekuensi yang mengerikan. Sayangnya, kekhawatiran mereka diabaikan dan kesepakatan itu ditandatangani.
Namun, setelah berkuasa, Presiden Magufuli memulai proses negosiasi ulang dan menekan para investor untuk menurunkan masa sewa menjadi 33 tahun, bukannya 99 tahun yang ditandatangani oleh pemerintah sebelumnya.