Wabah Corona Harus Jadi Momentum Untuk Kembali Gairahkan Pertanian dan Tanaman Pangan
RIAU24.COM - Wabah Corona virus disease (Covid-19) telah menghantam berbagai sektor usaha di tanah air. Akibatnya banyak buruh dan karyawan menjadi pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Mereka jadi sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama dalam hal pangan.
Kondisi seperti ini sebenarnya dapat diatasi jika sejak awal masyarakat dikenalkan dengan konsep ketahanan pangan, salah satunya dengan mengajak masyarakat melakukan gerakan menanam di pekarangan masing-masing.
"Pemprov Riau harus menyiapkan lahan pangan dan segera melakukan tanaman pangan seperti padi. Pemprov Riau dan sejumlah Pemkab dan Pemko juga agar menggerakkan masyarakat menanam tanaman pangan, budidaya ikan di pekarangan warga (apotek hidup), dan lain-lain," saran pengusaha pertanian di Pekanbaru, Riau Alexander Pronoto, di kebun mandirinya di kawasan Jalan UKA Km 3 Simpangbaru Tampan Pekanbaru, Riau, Rabu (13/5/2020).
Menurutnya, PHK di Provinsi Riau per April 2020 sudah mencapai 4.823 pekerja. Bila Pemprov Riau dan provinsi lainnya di Indonesia tidak segera bertindak mengatasi hal ini, maka akan berdampak sosial bahkan mengancam kamtibmas ke depannya. Apalagi tidak diketahui kapan wabah Covid-19 ini berakhir, sementara antivirusnya belum ditemukan.
"Sektor pertanian dan pangan terbukti masih bertahan di tengah suasana virus Corona, Ini karena pangan merupakan kebutuhan pokok. Dalam situasi apa pun masyarakat butuh makan, beda dengan sektor usaha lainnya yang banyak rontok di kala wabah virus melanda. Jadi semestinya ini jadi momentum untuk kita kembali menggalakkan kembali sektor pertanian dan tanaman pangan," kata Alex.
Alexander Pranoto menjelaskan, lahan sawah di Kabupaten Siak Riau luasnya ada 6.000 hektare belum dioptimalkan, masalahnya pengairannya. Di mana sistem pompa air Sungai Siak untuk menaikkan air dialirkan ke saluran irigasi tak bekerja dengan baik.
Sementara menurut Alex, lahan sawah di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Riau ada seluas 4.000 hektare. "Kebutuhan beras kita (Riau, red) selama ini dipasok dari Sumbar, Sumatera Selatan dan Jawa Tenggah. Kebutuhan beras kita di Riau setahun 600.000/ton. Sedangkan produksi kita di Riau baru 35 persen. Masih ada peluang produksi 65 persen," kata Alex.
"Dulu semasa Gubernur Riau Soeripto dan Kadis PU Riau Ir Firdaus Malik saat lahan sawah itu dibangun tahun 1991 dan 1992, pertanian digalakkan dan hasil panennya sukses. Sekarang kenapa mandeg?" tanya Alex heran.
Alex melihat banyak di antara masyarakat ini lupa berdikari dan kemandirian pangan. Padahal lahan pertanian potensial cukup besar di Riau. Kenapa banyak tidur lelap, kenapa sibuk politik melulu. Sekarang saat dihantam Corona, baru sadar. Ketahanan pangan terancam krisis, dampak sosial di depan mata, gangguan kamtibmas bakal muncul. Oleh sebab itu segeralah bergerak Pemprov Riau.
"Di sini Pemerintah harus hadir dan bangkitkan kembali semangat pertanian untuk ketahanan pangan di tengah krisis wabah Corona saat ini," tegas Alex.*** (rls)