Didesak Uni Eropa dan Australia, WHO Sepakati Penyelidikan Asal Muasal Virus Covid-19, China Menerima dengan Syarat
RIAU24.COM - JENEWA - Gencarnya desakan Uni Eropa dan Australia agar dilakukan investigasi terhadap asal muasal virus corona yang merebak pertama kali di China akhirnya membuahkan hasil Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepakat untuk dilakukannya penyelidikan tersebut.
Negara-negara anggota WHO sepakat untuk mengadopsi proposal tersebut tanpa keberatan selama pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Selasa waktu setempat, setelah Uni Eropa dan Australia memimpin seruan untuk penyelidikan independen.
Dikutip Sindonews dari CNN, Rabu (20/5/2020), bagian dari resolusi yang dianggap kontroversial itu menyerukan proses evaluasi bertahap yang tidak memihak, independen, dan komprehensif yang paling tepat pada saat awal dengan tujuan untuk meninjau pengalaman yang diperoleh dari respon kesehatan internasional menanggapi Covid-19.
Resolusi itu tidak merujuk pada satu negara pun, tetapi sejumlah negara yang menuduh Beijing menahan informasi tentang virus itu yang pertama kali terdekteksi di kota Wuhan, China pada akhir 2019. Amerika Serikat (AS) termasuk didalamnya.
Meski sempat tidak terima atas desakan sejumlah negara, pada Senin lalu, Presiden China Xi Jinping menyatakan dukungannya terhadap penyelidikan tersebut. Namun ia bersikeras bahwa setiap penyelidikan harus menunggu sampai virus itu berhasil dihentikan.
"Selama ini kami telah bertindak dengan keterbukaan, transparansi, dan tanggung jawab, kami telah memberikan informasi kepada WHO dan negara-negara terkait dengan cara yang paling tepat waktu, kami telah merilis urutan genom pada waktu sedini mungkin, kami telah berbagi pengalaman kontrol dan perawatan dengan dunia tanpa syarat, kami telah melakukan segala daya kami untuk mendukung dan membantu negara-negara yang membutuhkan," kata Jinping membela tindakan negaranya melalui konferensi video.
Sebelumnya Beijing meluapkan kemarahannya terhadap seruan Australia untuk melakukan penyelidikan, menuduh Canberra melakukan tindakan sangat tidak bertanggung jawab yang dapat mengganggu kerja sama internasional dalam memerangi pandemi dan menentang aspirasi bersama rakyat.***