Menu

Maruf Amin Minta Maaf Karena Pemerintah Belum Mampu Atasi Corona, Pakar: Harusnya Malu, Minta Maaf Bukan Solusi

Muhammad Iqbal 23 May 2020, 09:24
Wakil Presiden Maruf Amin
Wakil Presiden Maruf Amin

RIAU24.COM - Wakil Presiden Maruf Amin meminta maaf karena pemerintah belum mampu menghilangkan wabah virus corona atau Covid-19. Namun, hal itu dianggap bukan solusi yang diharapkan masyarakat.

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, menyebutkan, Maruf Amin seharusnya malu lantaran pernah mengeluarkan statement bahwa virus corona bisa menyingkir karena ulama membaca soal qunut.

"Kiai Maruf harusnya malu, katanya virus corona bisa menyingkir karena ulama baca qunut. Giliran hari ini minta maaf. Minta maaf saya kira bukan solusi," ujar Saiful Anam dilansir dari Rmol.id, Sabtu, 23 Mei 2020.

Dia mengatakn, yang saat ini dibutuhkan rakyat bukanlah ucapan maaf dari pemerintahan Jokowi. Melainkan suatu kebijakan yang mampu segera menghilangkan Covid-19 ini.

"Yang dibutuhkan rakyat bukan minta maaf. Kalau hanya minta maaf atas kesalahan kebijakan, enak sekali menjadi pejabat publik. Rakyat salah sedikit dihukum dan harus mempertanggungjawabkan. Giliran pejabat seperti wapres hanya minta maaf, di mana nurani keadilannya?" terangnya.

Dia juga mempertanyakan peran Maruf Amin sebagai wakil presiden di tengah pandemik Covid-19 ini. "Tidak terlalu signifikan (perannya) saya kira. Sangat berbeda dengan JK (Jusuf Kalla) yang memang terbukti dalam mengatasi berbagai macam masalah seperti tsunami Aceh, konflik Poso dan masih banyak lagi," jelas Saiful.

Kata dia lagi, Maruf Amin jangan menyalahkan rakyat bila menilai dirinya kalah kelas dibandingkan JK saat menjadi wapres di periode pertama Presiden Jokowi.

"Selain itu posisi MA (Maruf Amin) tidak ada beban politik apabila memberikan masukan bahkan berbeda pendapat dengan Presiden. Demi rakyat mestinya MA menunjukkan itu. Masak Wapres kalah sama Menko yang mengambil peranan sangat signifikan," paparnya.

"Padahal kalau secara jaringan infrastruktur keumatan MA tidak perlu diragukan. Ia dekat dengan NU dan pernah memimpin MUI. MA harus lebih berani dan menunjukkan fungsinya sebagai wapres. Jangan hanya sebagai ban serep," lanjut Saiful.

Dengan demikian, Saiful berharap Maruf Amin dapat menunjukkan jiwa kepemimpinan sebagai orang nomor dua di Republik Indonesia. "Ayo Pak MA tunjukkan leadership kepemimpinan mu. Sejarah akan mencatat kepemimpinanmu," tandasnya.