Soal Peluang Maju Pada Pilpres 2024 Mendatang, Begini Kata Sandiaga Uno
RIAU24.COM - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno masih menjadi sosok tokoh yang berpeluang maju pada Pilpres 2024 mendatang.
Terkait hal tersebut, Sandi mengatakan jika biarkan proses politik berjalan, nantinya dalam Pemilu akan dikomandoi partai-partai. Dia menyebut untuk saat ini masih nyaman berada di luar pemerintahan, sambil berkontribusi untuk masyarakat.
"Ini kan proses politik nggak bisa saya atur-atur, ini akan sarat dengan politik yang dikomandoi partai-partai. Saya nggak mau berandai andai jauh ke depan, yang penting saya bisa kontribusi ke masyarakat," ujar Sandi dilansir dari Detik.com, Jumat, 23 Mei 2020.
"Kalau sampai sekarang sih saya memutuskan untuk tetap berada di luar pemerintah," kata dia.
Sandi mengatakan mungkin mendekati 2024 baru ada pembicaraan lanjut soal peluang maju di Pilpres. Dikatakan Sandi, dahulu sebelum maju menjadi Calon Wakil Presiden pada Pemilu 2019 pun dia tidak merencanakan apapun hanya mengikuti proses politik yang terjadi.
"Mungkin di 2022 atau awal 2023 mendekati proses politik ini mungkin akan dibicarakan, proses politik akan berjalan lah. Tahun 2018 Agustus kemarin sebelum nominasinya aja saya nggak tau keadaan seperti apa kan, ini akan sama kayaknya ke depan, saya sih nggak pernah punya planning," jelas Sandi.
Kemudian, terkait dengan bedanya menjadi seorang politikus dan pebisnis. Sandi mengatakan jadi pebisnis perencanaan adalah hal utama, namun terjun di dunia politik dia mengatakan semua mengalir saja mengikuti keadaan.
wakil ketua dewan pembina partai gerindra itu juga menegaskan mau jadi apapun dirinya ke depan, Sandi berjanji tetap akan berkontribusi untuk masyarakat.
"Nah ini juga saya bilang bisnis dan politik ada bedanya juga, kalau jadi pebisnis kan planning tuh harus jelas. Kalau politik ya sudah mengalir saja, jadi apapun saya ke depan, saya akan berkontribusi," jelas Sandi.
Sandi juga bicara soal suara mayoritas pada Pemilu 2024 akan dikuasai kalangan muda mudi milenial. Prediksinya, pemilih di bawah 35 tahun akan mendominasi hingga 55% jumlah suara yang ada.
"Kemungkinan yang akan menentukan pemimpin ke depan jelas secara demografi banyak ditentukan oleh isu-isu top of mind milenial. Saya kategorikan di bawah umur 35, itu ada 50-55% prediksi saya," ungkap Sandi.