Ilmuwan Australia ini Sebut Ada yang Aneh di Virus Corona
RIAU24.COM - Salah seorang ilmuwan ternama di Australia, Nikolai Petrovsky meminta ada investigasi khusus untuk menyelidiki tentang asal mula COVID-19 karena timnya menemukan jika virus itu secara unik bisa beradaptasi untuk menginfeksi manusia.
Dilansir dari Detik.com, Ahad, 24 Mei 2020, profesor Nikolai Petrovsky yang memimpin tim itu menyebutkan virus itu bukan infeksi penyakit dari hewan ke manusia (zoonotic) biasa karena tampaknya punya kemampuan luar biasa untuk memasuki tubuh manusia dari hari pertama.
Akademisi dari Flinders University itu menyatakan memang virus Corona ini ada kemungkinan menular dari hewan dalam sebuah peristiwa alam yang ganjil, tapi kemungkinan atau teori bahwa ia bocor dari laboratorium tidak bisa juga dikesampingkan.
"Saya tidak pernah melihat virus zoonotic yang bertingkah seperti ini sebelumnya," ujarnya dikutip dari Daily Mail.
Pria yang ikut membuat vaksin COVID-19 di Australia ini menyebut virus baru yang melompat dari hewan biasanya menguat untuk beradaptasi di manusia. Tapi untuk alasan yang belum terjelaskan, COVID-19 beradaptasi sempurna saat menginfeksi manusia tanpa perlu berkembang lagi.
Ia menyinggung 'kebetulan' bahwa virus yang paling dekat hubungannya dengan COVID-19 dipelajari di laboratorium di Wuhan, kota asal mula wabah Corona. Maka kemungkinan kebocoran, sekecil apapun, menurutnya tak boleh diabaikan.
"Implikasinya mungkin tidak bagus buat ilmuwan atau politik global, tapi hanya karena jawabannya mungkin menimbulkan masalah, kita tidak bisa melarikan diri darinya," ujarnya.
"Saat ini memang tidak ada bukti sebuah kebocoran tapi ada cukup data yang mencemaskan kami. Hal itu tetap merupakan sebuah kemungkinan sampai (terbukti) tidak," lanjutnya.
Australia sendiri termasuk negara yang gencar menyuarakan agar asal usul COVID-19 diselidiki dengan serius. Adapun di kalangan ilmuwan, kebanyakan sepakat COVID-19 berasal dari binatang walau ada yang beda pendapat seperti profesor tersebut.
Adapun pemerintah China ataupun ilmuwan dari Wuhan Institute of Virology sudah berulangkali membantah COVID-19 dibuat atau bocor dari laboratorium bersangkutan.