RIAU24.COM -  Selama minggu terakhir bulan Mei 2020, ribuan bangkai ikan ditemukan terdampar di beberapa pantai di Penang, meningkatkan kekhawatiran tentang penyebab kematian mereka. Menurut The Star, Departemen Perikanan Penang meyakinkan bahwa ini "bukan tanda bencana yang akan datang", tetapi fenomena alam yang terjadi setiap tahun.

Ikan - yang terdiri dari kakap merah dan trevaillies - berasal dari peternakan ikan di dekatnya yang telah mati karena  ganggang tiba-tiba mekar di air.

Direktur Departemen Perikanan Penang, Noraisyah Abu Bakar mengatakan bahwa mereka juga telah menerima laporan ikan mati secara bertahap di Kuala Kurau, Kuala Gula dan Tanjung Piandang di Perak. Sekarang, gelombang merah dilaporkan menuju ke Kedah, menurut The Star.

“Menurut Fisheries Research Institute (FRI), tingginya kehadiran ganggang Cochlodinum di air yang terjadi setiap tahun di seluruh dunia adalah penyebabnya karena mereka beracun bagi berbagai ikan dan kerang. Namun, itu tidak mempengaruhi manusia, ”katanya.

"Ganggang mekar mengurangi oksigen di dalam air, menyebabkan ikan muncul ke permukaan dan akhirnya mati."

Dia kemudian menambahkan bahwa ikan di alam bebas tidak terpengaruh karena mereka dapat melarikan diri dan nelayan masih melaporkan hasil tangkapan yang bagus di laut.

Foto dan video ikan-ikan mati di sepanjang pantai di Teluk Kumbar dan pantai-pantai lain di sekitarnya membuat orang berspekulasi bahwa tsunami telah terjadi sementara yang lain mempertanyakan apakah itu disebabkan oleh polusi.