Berjiwa Besar, Dikritik Karena Berfoto dengan Donald Trump di Depan Gereja, Jenderal Ini Minta Maaf
RIAU24.COM - WASHINGTON - Beredarnya foto Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley bersama Presiden Donald Trump di depan sebuah gereja menuai kritik tajam. Kehadiran Milley menuai kritik karena menimbulkan kepercayaan pada klaim Trump bahwa ia dapat menggunakan militer untuk memadamkan aksi protes.
Tak ingin ada persepsi miring tersebut terus berkembang, Jenderal Mark Milley pun akhirnya minta maaf kepada publik. "Saya seharusnya tidak berada di sana," kata Jenderal Mark Milley dalam pidato kelulusan Universitas Pertahanan Nasional yang direkam sebelumnya.
"Kehadiran saya di saat itu dan di lingkungan itu menciptakan persepsi militer yang terlibat dalam politik domestik," imbuhnya seperti disitir dari Bloomberg, Jumat (12/6/2020).
Dalam foto tersebut, Trump mengangkat Alkitab di luar gereja yang rusak sebelum berjalan kembali ke Gedung Putih. Menteri Pertahanan Mark Esper, yang juga ada di sana, mengatakan dia tidak tahu bahwa Trump sedang menyiapkan momen tersebut.
"Sebagai petugas yang ditugaskan dan berseragam, itu adalah kesalahan yang saya pelajari, dan saya sangat berharap kita semua dapat belajar darinya," imbau Milley.
"Kita yang mengenakan seragam bangsa kita berasal dari rakyat bangsa kita dan kita harus memegang teguh prinsip militer apolitis yang begitu mengakar pada esensi dari republik kita," imbuhnya.
Milley berbicara panjang lebar tentang perlunya mengatasi rasisme di Amerika, dan tentang perlunya angkatan bersenjata untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan ketidaksetaraan di jajaran mereka. "Saya marah dengan pembunuhan yang tidak masuk akal dan brutal terhadap George Floyd," ucap Milley.
Pemerintah Trump saat ini bergulat dengan bagaimana merespon kematian George Floyd dan warga kulit hitam Amerika lainnya yang telah memicu protes terhadap kebrutalan polisi di seluruh AS.
Trump dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Dallas dan akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin agama, penegak hukum pejabat, dan pemilik usaha kecil. Gedung Putih, menurut Sekretaris Pers Kayleigh McEnan, juga melirik proposal reformasi kepolisian polisi.***