Indonesia Angkat Isu Perlindungan ABK di Samudera Hindia di Forum IORA
RIAU24.COM - Indonesia secara konsisten berperan aktif mendorong isu kelautan dan kemaritiman pada kerja sama regional di kawasan Samudra Hindia. Indonesia telah hadir dan berpartisipasi pada pertemuan the Tenth IORA Bi-Annual Meeting of the Committee of Senior Officials (CSO) yang diselenggarakan secara daring selama tiga hari berturut-turut pada 29 Juni – 1 Juli 2020.
“Saat ini merupakan momentum yang sangat tepat bagi seluruh negara untuk merealisasikan kerja sama yang kongkret dalam mendorong sektor kelautan sebagai penggerak pemulihan ekonomi pasca pandemi. Untuk itu, Indonesia telah menyusun Rencana Kerja yang bersifat 'action oriented' bagi IORA yang antara lain terfokus pada pemulihan kesejahteraan nelayan, perlindungan terhadap ABK di kapal ikan, serta revitalisasi pariwisata bahari," jelas Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Dr. Desra Percaya selaku Senior Official Indonesia untuk IORA dan juga sebagai Ketua Delegasi RI.
Indonesia selaku Lead Coodinator untuk area kerja sama prioritas Pengelolaan Perikanan menyerukan kepada seluruh Negara Anggota dan Mitra Wicara IORA untuk terus bekerja sama secara kolektif dalam menghadapi pandemi COVID-19 melalui penguatan kerja sama ekonomi, fasilitasi perdagangan dan investasi pada sektor perikanan.
Sebelumnya, Indonesia telah menjadi tuan rumah penyelenggaraan the 1st Meeting of IORA Cluster Group on Fisheries Management (CGFM) yang juga dilaksanakan secara daring pada 23 Juni 2020.
Kelompok kerja ini diketuai oleh Indonesia dan akan bertugas untuk mendiskusikan, menyusun, dan memastikan implementasi program konret IORA terkait isu perikanan secara menyeluruh di Samudra Hindia. Segenap anggota IORA menyampaikan apresiasi dan siap mendukung kepemimpinan Indonesia dalam memajukan sektor ini di kawasan.
Sejak Jakarta Concord dan IORA Action Plan 2017-2021 disepakati, isu pemajuan kerja sama perikanan dan kelautan memang menjadi prioritas dan kepentingan Indonesia di kawasan Samudera Hindia.