Menu

Diam Pencalonan Anak Jokowi Maju Di Pilwalkot Solo, Pengamat Nilai Pernyataan PSI Tolak Oligarki Hanya Sekedar Bualan

Muhammad Iqbal 19 Jul 2020, 08:37
Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Said Salahudin
Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Said Salahudin

RIAU24.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat ini terlihat bungkam dan tidak mengkritik sama sekali praktik dinasti politik yang dilakukan Presiden Jokowi dengan memuluskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka maju di Pilwako Solo.

Dilansir dari Rmol.id, Sabtu, 18 JULI 2020, sejak awal pendirian partai tersebut, Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni menyebutkan jika partainya menolak keras bentuk oligarki politik bernama politik dinasti yang sedang nyata terjadi sekarang ini.

Hal tersebut disayangkan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Said Salahudin, sebab sikap diamnya PSI memperjelas prinsip menolak dinasti politik yang hanya omong kosong saja.

"Kalau begitu ceritanya, maka apa yang dinyatakan PSI itu sekadar bualan belaka," kata Said Salahudin, Sabtu 18 Juli 2020.

Dia menambahkan, Secara logis, sikap diam memiliki arti persetujuan atas suatu hal yang terjadi. Artinya, PSI sebagai partai baru menghianati prinsipnya menolak dinasti politik.

"Kan diam itu bisa dimaknai setuju. Diam itu kan upaya menyelamatkan diri. Karena kalau ingin menolak dia khawatir kader-kadernya yang duduk di pemerintahan bisa saja di reshuffle," jelasnya.

"Tapi untuk mengatakan menerima dianggap banci, tidak konsisten, karena dulu menolak sekarang menerima. Maka sekarang dia mengambil sikap aman, yaitu dengan diam," lanjut Said Salahudin.

Dia sendiri juga melihat PSI tidak bisa memanfaatkan momentum pencalonan Gibran di perhelatan Pilkada Solo tahun ini sebagai upaya menunjukkan konsistensinya sebagai partai yang menolak politik dinasti.

"Semestinya PSI jangan melewatkan momentum ini untuk mengatakan itu (menolak bentuk oligarki) kepada publik. Jadi kalau dia (PSI) sekarang diam, dia tidak memanfaatkan momentum itu untuk dipuji oleh publik," tandasnya.