Terdampar di Dalam Kapal, Sebanyak 200.000 Pekerja Berjuang Untuk Tetap Hidup Akibat Pandemi Virus Corona
Setelah penumpang Ecstasy turun di Jacksonville pada 14 Maret, Capajo dan rekan-rekannya dipaksa untuk tetap di pesawat selama tujuh minggu ke depan. Akhirnya, pada 2 Mei, kapal berlayar ke Bahama tempat Capajo mengatakan ia dan 1.200 awak kapal dipindahkan ke kapal lain yang membawa mereka ke Jakarta sebelum tiba di Teluk Manila pada 29 Juni.
Dia ingin "mencium tanah" ketika dia tiba di darat hampir dua minggu kemudian setelah menyelesaikan karantina.
"Ini mungkin bisa menjadi bagian tersulit dari pengalaman saya sebagai pelaut karena Anda tidak yakin apa yang akan terjadi setiap hari," kata Capajo kepada AFP melalui Facebook Messenger pekan lalu, ketika ia mengalami karantina kedua di dekat kota kelahirannya di Filipina tengah.
"Kamu khawatir jika kamu akan kembali ke rumah, berapa lama kamu akan terjebak di kapal. Itu sulit. Ini benar-benar menyedihkan."
Warga Filipina merupakan seperempat pelaut dunia. Sekitar 80.000 dari mereka terdampar karena pandemi, menurut pihak berwenang Filipina. Cobaan itu telah berdampak buruk pada kesehatan mental banyak pelaut, dengan laporan beberapa orang mengambil nyawanya sendiri.
Dalam satu kasus, seorang pekerja Filipina meninggal karena "melukai diri sendiri" di kapal pesiar Scarlet Lady saat berlabuh di Florida pada bulan Mei, menurut Penjaga Pantai AS.